Selasa 07 Oct 2014 21:53 WIB

Indonesia tak Alami Anomali Cuaca

Rep: C91/ Red: Bayu Hermawan
BMKG
BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai suhu panas yang melanda Jakarta beberapa waktu terakhir bukan karena anomali dan cuaca di Jakarta khususnya serta Indonesia pada umumnya masih normal.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia pernah mengalami iklim ekstrim di beberapa daerah. Suhu normal di musim kemarau sendiri, berkisar antara 33 sampai 37 derajat celcius.

Pada 11 Juni 1980 suhu pernah mencapai 39,8 derajat di Wonomulyo, Sulawesi Barat. Kemudian pada 3 Januari 1990, di Hasanudin, Sulawesi Selatan suhu maksimum pun mencapai 39,8 derajat.

Selanjutnya suhu maksimum hingga 40,6 derajat pernah terjadi pada 16 Agustus 1997 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Tahun 2006 suhu 40,2 derajat juga mengenai wilayah Kotabumi, Lampung.

Kepala Bidang Informasi Iklim, Evi Lutfiati, musim kemarau 2014 sebenarnya tak terlalu panjang dibandingkan tahun sebelumnya. "Di wilayah Jakarta sendiri, masih ada hujan sampai bulan Mei dan Juni," ungkapnya, kepada Republika, Selasa, (7/10).

Bagi Evi suhu udara pun masih normal karena tak sampai di atas 36 derajat. Ia menjelaskan, bila masyarakat merasakan panas yang menyengat, itu merupakan pengaruh dari angin timur dan massa udara yang kering.

"Suhu permukaan laut juga dingin, sehingga penguapan sedikit. Secara otomatis kelembapan pun rendah hanya di bawah 50 persen, sehingga terasa panas," ungkapnya. Ia menambahkan, faktor topografi wilayah juga turut memengaruhi.

Kawasan yang dekat pantai, Seperti Jakarta Utara dan Pantura, kemungkinan lebih panas dibandingkan daerah dataran tinggi. Hanya saja, Evi menegaskan tak ada anomali cuaca yang terjadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement