REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Akibat kehabisan amunisi dalam pertempuran, dua wanita yang bergabung dengan pasukan suku Kurdi memilih bunuh diri daripada ditangkap kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka melakukan bom bunuh diri pada hari Ahad, (5/10).
Melalui bom tersebut, mereka menyerang kelompok ISIS di Kobane, Suriah. Dilansir Al Arabiya, (9/10), salah satu wanita itu, adalah ibu dari dua anak, Dilar Gnecxemis. Media menyebutnya sebagai Arin Mirkan (20).
Ia merupakan salah satu komandan dari pasukan wanita Unit Perlindungan Rakyat (YPG), anak organisasi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), organisasi yang diklaim sebagai teroris oleh Amerika Serikat (AS). Bahkan beberapa negara Barat juga menganggapnya organisasi teroris, dan telah terlarang di Turki, yang sekarang diminta ikut memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Mirkan dikabarkan kehabisan amunisi ketika terlibat pertempuran langsung dengan ISIS di sebuah bukit di luar Kobane, yang juga dikenal dengan nama Ain Al-Arab. Akibat kehabisan peluru, Mirkan akhirnya membawa lari granat lalu meledakkannya ke arah pasukan ISIS.
Aksi bom bunuh diri seperti yang dilakukan Mirkan itu tercatat sebagai yang pertama dilakukan oleh seorang prajurit wanita Kurdi. Bom bunuh diri Mirkan itu terjadi pada hari yang sama dengan aksi bunuh diri oleh Ceylan Ozalp, wanita berusia 19 tahun yang memilih untuk menembakkan peluru terakhir ke dirinya sendiri daripada ditangkap dan menjadi tawanan ISIS.