REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Israel harus berperan dalam pembangunan kembali Jalur Gaza, kata pejabat tinggi Amerika Serikat Rabu menjelang pembicaraan donor utama di Kairo, juga menekan semua pihak menyetujui gencatan senjata langgeng.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry akan menghadiri pertemuan pembangunan kembali pada Minggu itu, yang diselenggarakan bersama di Kairo oleh Mesir dan Norwegia serta dinyatakan Amerika Serikat sebagai bantuan kemanusiaan dan upaya besar pembangunan kembali sesudah dihancurkan perang 50 hari Israel dengan pejuang Hamas, yang memerintah Jalur Gaza.
Pemerintah Palestina meluncurkan rencana 76 halaman pembangunan kembali Gaza, menyerukan empat miliar dolar Amerika Serikat (sekitar 48 triliun rupiah) untuk membangun kembali wilayah babak belur akibat perang itu, dengan jumlah terbesar untuk membangun perumahan bagi sekitar 100.000 orang, yang kehilangan tempat tinggal.
Gerakan tentara Israel di wilayah miskin Jalur Gaza menewaskan hampir 2.200 warga Palestina, sementara serangan pejuang Gaza menewaskan 73 orang Israel. Perang itu berakhir pada Agustus dengan gencatan senjata sementara dan perundingan tidak langsung untuk gencatan senjata abadi akan dilanjutkan di bawah penengahan Mesir pada akhir bulan ini.
Washington menjanjikan sekitar 118 juta dolar (lebih kurang 1,1 triliun rupiah) untuk membantu warga Palestina di Gaza dan Psaki menyatakan berharap berbagai negara di masyarakat antarbangsa memberikan iuran dana di pembicaraan Kairo tersebut.
"Kami pikir Israel harus memainkan peran dalam pembangunan kembali Gaza," kata Psaki.
Ia menekankan, dengan mempertanyakan tanggung jawab negara Yahudi itu dalam membantu memperbaiki kerusakan, yang ditimbulkannya. "Kami senang melihat Perserikatan Bangsa-Bangsa, Israel dan Palestina menyetujui aturan untuk mempercepat arus barang bantuan ke Gaza, sementara memperhitungkan kebutuhan keamanan Israel," kata Psaki kepada wartawan.
Tapi, ia tidak akan ditarik pada apakah bantuan AS harus bergantung pada jaminan gencatan senjata abadi untuk memastikan uang itu tidak disia-siakan dalam pertempuran pada masa depan. "Idealnya, kami ingin melihat kesepakatan pada masa depan untuk gencatan senjata berkelanjutan, yang membahas masalah jangka panjang, sehingga kita tidak mengulangi perang," kata Psaki.
Kerry kemungkinan melakukan pembicaraan tentang masalah itu. "Tapi, itu tidak titik utama. Mereka harus berunding secara terpisah dari pertemuan tersebut," tambahnya.