Kamis 09 Oct 2014 19:06 WIB

Jelang Pelantikan Jokowi-JK, Kapolri Minta Polisi Fokus

Rep: C75/ Red: Djibril Muhammad
Kapolri Jenderal Pol Sutarman memimpin apel gelar pasukan Operasi Ketupat 2014 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kapolri Jenderal Pol Sutarman memimpin apel gelar pasukan Operasi Ketupat 2014 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Sutarman berharap seluruh personel Polri tetap fokus mengamanankan pemilu pada tahapan terakhir (pelantikan). Sehingga, keamanan dan ketertiban masyarakat terus terjaga.

"Sehingga kita mampu mengawal suksesi kepemimpinan dengan sebaik-baiknya sampai dengan pelantikan dan pengambilan sumpah janji presiden dan wakil presiden," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/10).

Ia menambahkan, pihaknya harus bersyukur kerja keras Polri telah mampu mengamankan seluruh rangkaian dan tahapan pemilu. Sehingga tahapan pelantikan anggota legislatif DPRD, DPR dan pada 20 Oktober akan berlangsung pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

Ia menuturkan pascapemilu, situasi politik Indonesia bergerak dinamis. Berbagai dampak persoalan harus bisa dikelola dengan baik. Sehingga tidak menyisakan residu yang berpotensi mngganggu keamanan dan ketertiban.

Sutarman memerintahkan kepada seluruh jajaran Polri, terutama intelijen untuk selalu meningkatkan kemampuan deteksi dini. Sehingga, berbagai potensi ancaman dan kerawanan yang ada dapat segera diketahui dan diantipasi baik dengan mengedepankan langkah preventif.

Menurutnya, jelang akhir tahun, secara umum terdapat kecenderungan meningkatnya gangguan keamanan masyarakat, termasuk ancaman terorisme. "Para perwira yang baru melaksanakan sertijab untuk segera menyesuaikan diri dengan lingkungan tugasnya yang baru," katanya.

Ia menuturkan hal itu dilakukan agar dapat menjalankan perannya secara optimal. "Tingkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan di daerah tugas masing-masing," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement