REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Boleh jadi, SMA di Brisbane merupakan institusi pertama di Australia yang mengembangkan kampanye kesehatan mental. Kampanye ini penting untuk menolong para remaja mengatasi rasa rendah diri mereka.
Proyek ‘Glass Half Full’ diciptakan oleh CEO perusahaan ‘Mind Shift’, Elizabeth Venzin, dan Adam Ferrier. Proyek ini mendorong para siswa untuk mendesain kampanye multimedia yang mengkampanyekan penghargaan diri. SMA Corinda adalah SMA pertama yang menjadi bagian dari program percontohan.
Elizabeth mengatakan, proyek ini dimulai dengan aktivitas menulis penegasan singkat dan pembuatan poster yang dilakukan para siswa untuk merefleksikan perubahan dalam cara berpikir mereka.
“Posternya berisi sesuatu yang dipandang negatif oleh para siswa dan mengubahnya menjadi positif. Ini hanya terjadi di sini, jadi anak-anak ini melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan di manapun sebelumnya,” jelasnya baru-baru ini.
Fasilitator yang juga seorang guru, Alex Griffin, menuturkan, proyek ini menolong para siswa dengan menempatkan mereka di pola pikir yang tepat untuk mulai berpikir tentang apa itu penghargaan diri. “Sangat penting untuk melakukan ini di kelas. Anak-anak sering kali tak bisa ditebak dan lingkungan sebaya mereka seringkali tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi dengan teman mereka,” ungkapnya.
Ia berujar, “Kesadaran para siswa akan harga diri mereka sendiri bisa benar-benar membantu performa akademik mereka; jika mereka mengkhawatirkan hal lain, ada banyak dampak yang muncul.”
Proyek ini dilakukan dengan para pemimpin siswa yang berperan sebagai duta proyek, yang menawarkan dukungan rekan sebaya dan masukan.
Duta siswa, Karolina Judd, mengatakan, baginya, membahas apa itu penghargaan diri, membantu siswa lain tak ragu lagi membicarakan tentang kesehatan mental.
“Ini adalah masalah yang tak banyak dibahas di sekolah, khususnya dengan adanya tekanan untuk mengerjakan PR dan melakukan kegiatan ekstrakulikuler,” sebutnya.
Siswa lainnya, Loi Nguyen, menyepakati dan mengatakan, mendengarkan kisah orang lain membuatnya lebih mudah untuk berpikir positif.
“Saya harap kita bisa menyampaikan pesan tentang penghargaan diri kepada seluruh masyarakat dan juga menginspirasi lainnya untuk terlibat dalam kampanye seperti ini, ini benar-benar penting. Para siswa mengatakan, awalnya, banyak dari teman sekolah mereka bergurau mengenai ide untuk membicarakan harga diri, tapi kini semua siswa berusaha untuk mencobanya,” kemuka Loi.
Seorang siswa bernama Lachlan Naolu mengatakan, ia melihat perannya dalam proyek ini sebagai sesuatu yang penting, karena hal itu membuatnya terkoneksi dengan para adik kelasnya dan mempengaruhi mereka pada kesehatan mental.
“Kita harus meninggalkan penilaian diri yang negatif, jadi mudah-mudahan pesan ini akan tersampaikan ke generasi berikutnya. Setelah beberapa minggu pertama, teman-teman datang ke saya dan bertanya soal peghargaan diri. Kini saya memberi masukan dan menolong mereka untuk membuat inisiatif ini membantu masalah yang mereka alami,”rincinya.
Duta siswa lainnya, yakni Vivian Nguyen, setuju dan mengatakan, proyek ini telah membuka matanya untuk mengetahui hal-hal rutin yang berpengaruh terhadap para remaja.
“Proyek ini telah membantu saya mengetahui banyaknya masalah penting dengan insekuritas remaja, dan kami mencoba untuk memberi solusi untuk menangkal hal itu sebelum menjadi masalah yang lebih besar di Australia,” utaranya.