REPUBLIKA.CO.ID, TAPTENG -- Jalan Lintas Provinsi Sumatera (Jalinsum) yang berada di terowongan Batu Lobang Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara, sudah lancar dan kelihatan diperbaiki.
Pemantauan di lokasi pada hari Sabtu, jalan negara di sekitar dua unit batu lobang dibangun pada Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda itu, sudah bagus dan badan jalan cukup tinggi, serta tidak lagi digenangi air.
Sebab selama ini, terowongan berukuran besar memiliki panjang sekitar 30 meter dan terowongan kecil sepanjang delapan meter berada di Kabupaten Tapteng mengalami kerusakan.
Namun, pada September 2014, jalan negara yang berada di batu lobang tersebut telah dikerjakan secara bertahap.
Selain itu, pemeliharaan jalan negara adalah kewenangan Pemerintah Pusat dan bukan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng.
Biasanya truk fuso dan bus berukuran besar yang masuk melalui terowongan mengalami kesulitan dan sopir terpaksa harus bekerja keras.
Tetapi saat ini setelah diperlebar, bus berukuran besar sudah mudah melalui batu lobang tersebut, dan tidak ada lagi kendala.
Pelebaran jalan tersebut, tidak hanya dilakukan di dalam terowongan, tetapi juga di pintu masuk batu lobang tersebut, sehingga kelihatan terang.
Hal ini, sangat membantu kelancaran arus tranportasi bus angkutan umum, dan truk mengangkut barang dari Sibolga tujuan Medan atau sebaliknya.
Para sopir berharap jalan di sekitar terowongan batu lobang dapat diaspal beton agar tidak mudah rusak atau berlobang-lobang seperti yang terjadi selama ini.
Kemudian, Jalinsum dari Sibolga ke Kota Tarutung sepanjang 66 Km itu, juga dapat diperbaiki sehingga arus lalu lintas dapat lancar dan tidak ada kendala.
"Jika jalan dari Sibolga ke Tarutung yang berkelok-kelok itu cukup bagus dan tidak ada mengalami kerusakan, maka perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang tiga jam," kata Sapran Hutagalung, seorang sopir pribadi warga Sibolga.
Sebelumnya, Batu Lobang yang berada di Kabupaten Tapteng dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1900 atau sekitar 114 tahun silam.
Di bagian dinding batu lobang tersebut juga mengalir air terjun dari atas gunung hingga ke badan jalan, sehingga mempercepat kerusakan jalan negara tersebut.