Ahad 12 Oct 2014 19:55 WIB

Istana Golestan, Bukti Pengaruh Gaya Arsitektur Islam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Istana Golestan, Iran
Foto: Fouman.com
Istana Golestan, Iran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa era keemasan peradaban Islam perkembangan arsitektur begitu pesat. Islam menambah warna baru dalam gaya arsitektur modern. Ini termasuk, pengaruh Islam terhadap gaya arsitektur Persia di Iran.

Salah satu mahakarya arsitektur Islam di tanah taklukan Khalid bin Walid pada masa Islam Khulafaur Rasyidin ini adalah Istana Golestan. Istana ini menyimpan sejarah panjang perkembangan dan penaklukan berbagai dinasti di Iran selama masa kekuasaan Islam abad pertengahan hingga modern.

Salah satu peninggalan yang saat ini masih terlihat di istana ini adalah integrasi karya seni bangunan zaman Persia awal dengan bangunan bergaya Barat. Istana berbenteng ini merupakan salah satu bangunan tertua di Teheran, Iran. Istana ini pernah menjadi pusat pemerintahan Dinasti Qajar (1781-1925) dan sukses membesarkan Teheran hingga menjadi ibu kota negara ini.

Istana ini dibangun sarat dengan suasana alam, penuh dengan taman bunga, dan dileng kapi dengan kolam- kolam saluran air yang umum pada bangunan istana Islam pada abad pertengahan. Tampilannya nyaris serupa dengan Istana di Cordoba, Spanyol.

Sebagian besar sisi bangunan istana menampilkan ornamen campuran yang kaya dengan karya seni tradisional Persia dan unsur arsitektur abad ke-19. Hal ini menjadikan seniman dan arsitek Iran mengagumi bangunan istana ini dan menja dikannya sumber inspirasi bangunan khas Iran hingga saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement