REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Baraas
Hanya sajah kegiatan itu dijatah sekali seminggu dengan durasi percakapan selama 10 menit. "Tolong kesempatan ini digunakan untuk memotivasi anak agar lebih bersemangat dalam belajar," katanya.
Para santri Ar Rahmah Putri, tidak diperkenankan keluar asrama dengan orang lain, walau itu wali dari santri lainnya yang orang tuanya sudah saling kenal.
Bisa jadi saat keluar asrama, mereka terlepas dari pengawasan orang yang mengajak keluar, karena tentulah antara orang tua sendiri dengan orang lain tidak sama perhatiannya.
Ada lembaran ijin yang harus diisi wali saat mengajak santri ke luar, sehingga jelas, anak keluar dengan siapa. "Kami menjaga hal itu, karena menjalankan amanat," kata Sakinah.
Menurut Sakinah, tata tertib yang dibuat untuk menuju ke proses yang benar. Tata tertib disusun untuk kelangsungan sistem yang besar.
Jika ada santri yang sakit, pihak sekolah menyediakan dokter di sekokah. Memang tidak semua santri yang sakit harus dirujuk ke rumah sakit, karena di sekolah sudah ada tim dokter yang bertanggung jawab terhadap kesehatan para santri.
SMP Ar Rahmah, satu dari sejumlah sekolah Islam yang punya cita-cita menjadikan anak yang taat dan mandiri. Para santri diwajibkan menulis kegiatan hariannya, termasuk kegiatan shalat malam. "Dari catatan harian itu akan dievaluasi kegiatan mereka," kata Sakinah.
Salah seorang pengasuh SMP Ar Rahmah Putri lainnya, Alimin Muchtar, dalam ceramahnya mengatakan pihaknya ingin menjadikan santrinya orang yang taat. Selain taat kepada Allah, juga taat pada ketentuan yang ada di sekolah. "Ketaatan pada guru itu perlu, karena guru pasti mengajarkan hal yang baik," katanya.
Alimin mengingatkan agar orang tua santri berpikir ke depan dan tidak berpikir kesenangan sesaat. Dengan menyerahkan anak di sekolah yang tepat sebutnya, baru akan terlihat hasil pendidikan yang diberikan kepada anak saat ini, 25 tahun mendatang.