Senin 13 Oct 2014 17:51 WIB

SDA Bersikeras PPP Masih di KMP

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Prabowo Subianto (tengah) berbincang dengan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (kanan) dan Mantan Ketum PPP Suryadharma Ali (kiri) sebelum memberikan pernyataan menyingkapi pengumuman hasil Pilpres 2014 di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (22/7).
Foto: antara
Prabowo Subianto (tengah) berbincang dengan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (kanan) dan Mantan Ketum PPP Suryadharma Ali (kiri) sebelum memberikan pernyataan menyingkapi pengumuman hasil Pilpres 2014 di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menegaskan, PPP saat ini masih berada di Koalisi Merah Putih (KMP). Keputusan itu secara resmi belum berubah meski PPP didera konflik internal.

"Kita tetap di Koalisi Merah Putih," katanya kepada ROL melalui pesan singkat, Senin (13/10). Menurutnya, konflik yang terjadi di internal PPP tidak ada hubungannya dengan koalisi.

Sampai detik ini, secara resmi PPP masih berada di KMP. Sejak memutuskan untuk mengusung Prabowo-Hatta dalam pilpres lalu, partai berlambang Ka'bah itu belum mengubah haluan koalisinya.

Seperti diketahui, partai berlambang Ka'bah itu didera perpecahan internal. Kubu SDA akan melaksanakan Muktamar pada tanggal 23-26 Oktober. Sementara kubu Waketum Emron bersama Sekjen Romy akan menggelar Muktamar di Surabaya, Jawa Timur pada 15-18 Oktober mendatang.

SDA memastikan, pelaksanaan yang digagas oleh Waketum dan Sekjen adalah inkonstitusional atau tidak sesuai dengan aturan yang ada di partai. "Saya tidak datang. Muktamar (kubu Emron bersama Romy) itu inkonstitusional," katanya.

Terkait islah, SDA tidak menutup diri. Tetapi, aturan yang ada dan telah disepakati dalam partai harus diaati bersama. Ia mengaku tidak bisa mencegah pelaksanaan Muktamar dari kubu Emron dan Romy. "Untuk mencegah harus ada upaya bersama," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement