REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang TK SD pada Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Erdi mengatakan saat kejadian bully dan pemukulan siswi SD Perwari, guru tengah berada di dalam kelas.
"Kejadian berlangsung saat pelajaran agama Islam. Guru lagi ada di kelas dikerumuni sebagian besar anak-anak," kata Erdi kepada Republika, Senin (13/10).
Menurut Erdi, saat itu guru agama Islam tengah sibuk mengoreksi nilai di mejanya. Karena sebagian besar siswa mengerumuni mejanya, separuh pandangannya terhalang. Sehingga, guru tersebut tidak menyadari adanya peristiwa pemukulan di sudut ruangan. Apalagi peristiwa tidak berlangsung di dalam kelas, melainkan di mushola sekolah.
Berdasarkan informasi, guru tersebut merupakan PNS di SMP Negeri di Agam dan merupakan guru tambahan. Diketahui, guru tersebut akan memasuki masa pensiun dua tahun lagi. Tak hanya sudah sepuh, sang guru juga pernah terjatuh sehingga kondisinya sudah tak lagi sebaik dulu.
Meski begitu, kasus tersebut tetap akan diinvestigasi oleh tim yang terdiri dari dinas pendidikan dan pemda bukittinggi. Setelah itu, barulah sanksi bisa diberikan.