REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ulil Abshar Abdalla, namanya kembali mencuat sejak pemerintah Malaysia melakukan pencekalan terhadap dirinya agar tidak memasuki Negara jiran tersebut. Ulil dianggap sebagai memiliki pemahaman Islam yang berbeda dengan yang diyakini di Malaysia.
Ditanya tentang sosok Ulil Abshar, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin punya jawaban sendiri. “Sebagaimana kita ketahui, Ulil dikenal sebagai tokoh pembawa paham Islam liberal,” kata Menag di Bandung pada Selasa malam (14/10).
Namun, kata Menag, Ulil tidak semata-mata mengusung paham tersebut, sebab ia telah melewati tahap penafsiran yang berdasarkan nash dan teks Alquran. Jika kemudian hasil penafsiran dan pemikirannya itu menimbulkan kontroversi di masyarakat, itu seharusnya disikapi dengan bijak.
Dikatakannya, di masa Islam dahulu, para mufasir Alquran mengalami pertentangan pemikiran yang jauh lebih sengit dan tajam. Dalam sejarahnya, para ahli teolog dan fukaha atau ahli fikih saling berdebat keras namun tidak pernah sampai saling menegasikan. Itulah yang menurut Menag perlu dicontoh oleh umat Islam saat ini, agar menyikapi perbedaan secara bijak, sehingga perbedaan tersebut dapat memperkaya diri kita, bukannya membuat diri menjadi berpikiran sempit.