REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Energi Internasional (IEA) pemprediksi harga minyak dunia akan turun seiring turnnya permintaan karena masih melemahnya kondisi ekonomi global.
Maka tak heran jika harga minyak dunia pun akan terus turun selama organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) tidak mempersiapkan antisipasi melimpahnya pasokan.
Patokan harga minyak dunia di Eropa, Brent crude telah turun 2,72 USD menjadi 86,17 USD per barel. Sementara patokan harga minyak AS, US crude turun 1,75 USD menjadi 83,99 USD per barel.
Harga patokan Brent crude sudah turun 20 persen sejak Juni 2014 ini akibat pasokan melimpah. ''Harga minyak turun karena pengaruh pasokan dan permintaan yang tidak seimbang,'' demikian laporan IEA seperti dikutip BBC, Rabu (15/10).
Maka, harus ada antisipasi pasokan atau dorongan untuk meningkatkan permintaan. Sayangnya hingga saat ini OPEC, yang memasok 40 persen kebutuhan minyak global, belum menunjukkan tanda akan menurunkan pasokan.
IAE juga memprediksi konsumsi minyak global tahun ini mencapai 700 ribu barel per hari. Jumlah ini 200 ribu barel lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Konsumsi ini sekaligus jadi yang terendah dalam lima tahun terakhir.