REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam mencatat Al Jazari sebagai ahli mekanik yang paling menonjol di masanya. Nama lengkapnya, Badi Al 'al-Zaman Abu-'l-'Izz Ibn Isma'il Ibn al-Razzaz al-Jazari. Dia lahir di Al Jazira, daerah yang terletak antara Tigris dan Efrat di Irak. Namun, ia tumbuh dan besar di Diyar Bakir, Turki.
Sama seperti ayahnya, Al Jazari mengabdi kepada Raja Artuqid dari Diyar Bakir selama beberapa dekade sebagai seorang insyinyur mekanik. Pada tahun 1206, ia menyelesaikan sebuah buku yang luar biasa dalam bidang ilmu mekanika yakni Al-Jami 'bayn al-'ilm wa-'l-'amal al-nafi' fi al-hiyal sinat'at. Ilmuwan Barat, George Sarton menilai buku ini yang paling rumit dari jenisnya dan merupakan prestasi klimaks ilmuwan mekanika Muslim.
Di buku ini Al Jazari menjelaskan berbagai perangkat secara mendetail. Sebabnya, buku ini memberikan kontribusi besar terhadap sejarah ilmu mekanika. "Tidak mungkin untuk tidak mengakui sumbangsih Al Jazari dalam ilmu mekanikan. Ia menyediakan banyak petunjuk untuk desain, manufaktur dan perakitan mesin," kata Donald R Hill, Insyinyur dan sejarawan Islam asal Inggris, seperti dilansir Muslim Heritage, Rabu (15/10).
Dibukunya, Al Jazari menyelaskan lima puluh perangkat mekanis yang terbagi dalam enam kategori berbeda. Ini termasuk, jam air, mesin wudhu, dan mesin pompa. Juga dijelaskan aksi ganda pompa dengan pipa hisap, penggunaan poros engkol dalam mesin, kalibrasi akurat dari lubang, dan keseimbangan statis roda. Kemudian, penggunaan model kertas dalam desain, pengecoran logam di cetakan tertutup berbahan pasir hijau. Selain itu, Al Jazari pun menjelaskan metode kontruksi dan perakitan yang lebih rinci dari 50 mesin yang selanjutnya disempurnakan para ilmuwan saat ini.
Banyak karya mekanika modern merujuk pada karya Al Jazari. Para ilmuwan Barat meyakini diluar karya yang sudah ada bisa jadi banyak karya lain yang mungkin belum diperiksa dan butuh penelitian lebih lanjut. Hill pun mengakui itu. Itu sebabnya, ia menyarankan para ilmuwan melacak kemungkinan karya Al Jazari yang bisa jadi sudah menyebar baik melalui rute Spanyol maupun Sisilia, Istanbul dan Suriah.
"Saya percaya ini hanya sebagian kecil karya Al Jazari. Banyak hal dari karyanya yang belum dieskplorasi," kata Hill.