REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebuah koleksi film bertajuk "Movie from Ottoman" (Film dari Ustmaniyah) membuktikan teknologi film sudah dikenal masyarakat Ustmaniyah. "Mereka (masyarakat Ustmaniyah) tidak pernah menyadari tengah menjadi bagian dari film hitam-putih untuk kali pertama," kata Prof. Peyami Celikkan, seperti dilansir worldbulletin.com, Kamis (16/10).
Dalam sebuah acara Istanbul Silent Movie Pictures Days, diperlihatkan karya yang menampilkan beberapa adegan dari suasana Istanbul, Kairo, Sarajevo, dan Damaskus. Seperti misal, kunjungan Sultan Reshad di Balkan. Lalu beberapa potongan adegan perang Balkan dan Italia.
"Kami merayakan satu abad perfilman Turki. Kami menyadari usianya lebih tua dari Istanbul. Pemutaran film pertama sudah dimulai di istana Yildiz. Meski secara ekonomi dan politik, Ustmaniyah mulai mengalamin kemunduran namun industri film menjadi intens dan produktif," kata dia.
Elif Rongen, penggagas acara mengatakan meski film ini tidak dipublikasikan sampai hari ini, namun sudah tercatat dalam arsip. "Tanggung jawab kita untuk memperkenalkan film ini. Tidak ada yang kita ubah, melainkan mendigitalisasi film tersebut," kata dia.
Elif menjelaskan potongan adegan yang ada menampilkan bagaimana perkembangan sosial dan politik saat itu. Ini sekaligus mempertegas bahwa Ustmaniyah tidak pernah menolak teknologi film. Sebaliknya, mereka menerima film.
Prof Nezih Erdoğan dari Istanbul Sehir University mengatakan melalui film itu, pihaknya ingin melihat peran film dalam modernisasi Turki.