Kamis 16 Oct 2014 17:21 WIB

Pukat UGM: Dua Nama Capim KPK Sesuai Harapan Masyarakat

Rep: C62/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK yang dipimpin oleh Menkumham Amir Syamsuddin (kedua kiri) di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (16/10).(Antara/Prasetyo Utomo)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK yang dipimpin oleh Menkumham Amir Syamsuddin (kedua kiri) di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (16/10).(Antara/Prasetyo Utomo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyerahkan dua nama calon pimpinan KPK ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (16/10). Dua nama itu adalah Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata.

Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Fariz Fachryan berpendapat, Busyro dan Robby  merupakan orang yang berkualitas dan pantas menjadi pimpinan KPK.

"Dua orang ini memang sesuai harapan masyarakat," kata Fariz saat dihubungi ROL, Kamis (16/10).

Untuk itu Fariz berharap, dengan terpilihnya dua nama itu sebagai pimpinan KPK, maka dapat memberikan harapan bahwa pemberantasan korupsi akan berada di jalan yang benar. Sehingga kata dia, ke depannya tidak ada istilah tebang pilih dan terhambat penanganannya.

Seperti diberitakan, setelah dua kali batal menyampaikan dua nama calon pimpinan KPK, Tim Pansel Capim KPK akhirnya bisa menyodorkan ke Presiden SBY, Kamis (16/10). Anggota tim panitia seleksi Renald Khasali menyampaikan kenapa pihaknya memilih ua nama dari enam calon pimpinan KPK setelah proses akhir seleksi yaitu wawancara.

Menurut Renald Khasali, dua nama itu memiliki banyak kelebihan di bidang ilmu pengetahuan dan memiliki jwa kepemimpinan yang kuat. "Kami memilih yang energinya kuat, punya basis ilmu yang kuat, independen dan leadrship kuat," katanya saat dihubungi Republika.

Selain itu yag paling terpenting, kenapa tim pansel memilih dua nama itu, itu bisa membuat ritme KPK terus berjalan. Yang paling penting juga, sambung Renal, dua nama itu tidak mengganggu ritme kerja KPK. Sehingga, upaya pemberantasan korupsi tidak terhambat hanya karena beda pendapat.

"Dan tentu diharapkan tidak mengganggu soliditas team yang sudah ada," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement