REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH — Selama ini, dunia sepak bola gabta menerapkan sistem kartu sebagai bentuk hukuman maupun peringatan bagi pemain yang melakukan sebuah pelanggaran. Namun, UEFA menilai dua kartu yang ada, yaitu kuning dan merah dirasa kurang.
Presiden UEFA Michel Platini menyatakan sedang menggodok aturan baru mengenai penerapan kartu berwarna putih dalam sebuah pertandingan sepak bola. Kartu tersebut, kata Platini, berfungsi untuk menghukum pemain yang melancarkan protes keras kepada wasit.
“Hukumannya, bagi pemain di lapangan yang menerima kartu ini harus menepi ke bangku cadangan, dan tidak diperbolehkan main dalam waktu 10 menit,” ujar Platini di markas besar UEFA pada Sabtu (18/10) waktu setempat.
Platini mengatakan, alasan akan adanya gagasan ini muncul setelah dunia sepak bola saat ini cenderung lebih keras. Tak hanya soal tekel atau perbuatan tidak sportif lainnya, tapi muncul soal sikap pemain yang patut digaris bawahi. Karena itu, adanya kartu putih mengambil bagian dalam konteks tersebut.
“Nantinya, siapapun yang melakukan protes keras kepada wasit akan diganjar kartu putih. Ini penting, karena protes dari pemain saat ini bisa sangat kasar, harus ada yang mengatasinya,” kata legenda sepak bola asal Prancis itu.
Kendati begitu, Platini menyatakan, belum dapat dipastikan kapan penggunaan kartu putih akan diterapkan. Pun demikian dengan lingkupnya, UEFA sebagai otoritas tertinggi sepak bola Eropa belum melakukan tembusan ide ini ke FIFA selaku badan sepak bola tertinggi dunia.