REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengakui bahwa Presiden RI Joko Widodo sering mengajak bertemu dalam beberapa bulan terakhir, namun Din tidak menjelaskan secara terperinci inti dari pertemuan itu.
"Panggil memanggil itu soal biasa, saya sendiri juga sering bertemu beliau. Bahkan beberapa waktu lalu juga sudah bertemu beliau, jadi soal panggil memanggil itu hal biasa," kata Din Syamsudin saat ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, Selasa (21/10).
Din mengaku sebelumnya sangat tersanjung karena namanya di beberapa media disebut-sebut sebagai salah satu kandidat menteri di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun, Din yang juga menjabat Ketua MUI ini menegaskan bahwa sebagai seorang muslim dirinya dilarang untuk meminta-minta jabatan.
Ia menjelaskan, meminta-minta jabatan bukanlah watak dari seorang pribadi muslim dan organisasi yang dia pimpin. Sementara apabila dirinya dipanggil untuk masuk dalam kabinet Jokowi-JK, sesuai mekanisme organisasi wajib terlebih dahulu meminta izin organisasi.
"Oleh karena itu kita serahkan saja sepenuhnya kepada Jokowi-JK, dan kalau saya diminta maka saya terlebih dahulu harus meminta izin organisasi," katanya.
Bagi dirinya, Din mengaku pengabdian kepada negara tidak harus masuk dalam struktur kabinet, sebab lewat mana pun bisa, seperti memimpin organisasi Muhammadiyah dan MUI yang juga mempunyai peran penting dalam memperkuat bangsa.