REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Saat ini penggunaan bahasa negara yakni bahasa Indonesia belum menyeluruh di kalangan generasi muda khususnya di daerah-daerah. Mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa daerahnya masing-masing dalam kesehariannya.
Namun, penggunaan bahasa daerah mereka bisa dikategorikan belum memenuhi kadar kebahasaan yang sesuai. Hal itu pula yang nampaknya ingin dikejar Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat terhadap upaya peningkatan kecintaan terhadap bahasa.
Melalui program pemilihan duta bahasa yang rutin dilakukan setahun sekali, diharapkan mampu menularkan kesadaran kalangan usia muda terhadap bahasanya. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jabar M Abdul Khak mengatakan kesadaran berbahasa tersebut tentunya meliputi bahasa negara, bahasa daerah dan juga bahasa dunia.
Menurutnya, ketiganya merupakan elemen yang harus dimiliki setiap generasi muda sejak dini. Sebab, penguasaan terhadap bahasa berpengaruh juga terhadap tingkat kecerdasan seseorang.
"Penguasaan ketiganya itu penting, orang asli sunda pun juga perlu bergaul di dunia terlebih adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) disamping mahir berbahasa Indonesia juga," ujarnya.
Saat ini, kata Abdul, kecintaan generasi muda terhadap bahasanya juga berkurang. Hal itu dilihat dari sering diaplikasikannya bahasa-bahasa gaul tidak pada proporsinya. Padahal, kata Abdul, adanya bahasa gaul 'alay' menjadi hal yang lumrah di setiap zaman, namun perlu disesuaikan pemakaiannya.
Namun, yang terjadi saat ini adalah penggunaan berbahasa sering ditempatkan di proporsi yang salah. Yang lebih memprihatinkan lagi, menurutnya yakni lunturnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
"Bahasa negara itu penting, makanya perlu dipertahankan, karena keindonesiaan itu paling terlihat dari bahasanya, makanya semua bahasa itu punya ranahnya masing-masing," kata dia.
Ia mengungkapkan melalui pemilihan duta bahasa juga bertujuan untuk membangkitkan sikap posiitif dalam penguasaan bahasa bagi generasi muda. Sebab, dengan penghargaan yang dinobatkan kepada para pelajar akan memberikan rangsangan kepada rekan di sekitarnya untuk melakukan hal serupa.
"Pulang dari sini mereka bisa menularkan ke teman-teman atau disekitarnya apa yang mereka dapat dari kecintaan berbahasa," tutur dia.
Selain itu, yang lebih ditekankan kepada para duta bahasa itu juga proses jangka panjang karir mereka ke depannya. Menurutnya, para duta bahasa ini yang akan menjadi pelopor penggunaan bahasa di bidang yang akan mereka geluti di masa depan.
Khak sendiri mengatakan dari 192 peserta yang mengikuti pemilihan, ada delapan pelajar yang berhasil menjadi duta besar melalui seleksi pemilihan yang ketat. Untuk pemilihan tahun ini juga jumlah peserta lebih banyak dan seragam dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat.
"Lebih meluas se-Jawa Barat, dahulu hanya sekitar Bandung Raya, ini menunjukan antusiasme mereka luar biasa," kata dia.
Para pemenang pun ditentukan berdasarkan kategori yang telah ditentukan juri yakni ditentutkan terhadap kemahiran berbahasa. Selain itu juga, pengetahuan umum turut menentukan pemenang duta besar.
"Yang utama bahasa indonesia, tapi keseimbangan publik speaking antara bahasa Indonesia, Sunda dan asing juga turut menentukan," kata juri bahasa Sunda Bhawika Hikmat.