Rabu 22 Oct 2014 15:59 WIB

Kekerasan Anak, KPAI: Orang Tua, Ayo Selektif Pilih Pengasuh

Rep: C89/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Stop kekerasan anak (ilustrasi).
Foto: Republika/ Wihdan
Stop kekerasan anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kasus kekerasan anak kembali terjadi. Seorang balita di Bekasi diduga dibunuh oleh pengasuhnya.

Terkait hal ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), meminta para orang tua lebih jeli dalam memilih pengasuh, sehingga kasus seperti diatas, tidak terulang lagi.Menurut komisioner KPAI, Susanto, ada tiga hal yang bisa menjadi proritas orang tua dalam memilih pengasuh.

Yang pertama harus lebih selektif. Dalam pengertian, ia tidak hanya kompeten di bidang perbantuan dan pengasuhan anak, tapi bisa dipastikan adalah yang terbaik buat anak tersebut.

"Baik dari sisi keamanan, maupun sisi lainya,"ujar Susanto, saat dihubungi Republika, Rabu (22/10).

Selanjutnya yang kedua, setelah menerima pengasuh, orang tua harus selalu memonitor gerak-geriknya. Selama ini orangtua terkesan minim pengawasan, sehingga anak rentan menjadi korban. Serta yang ketiga, orang tua harus bisa memastikan, bahwa pengasuh yang dipilih, bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi si anak.

"Jangan sampai ortu yakin terhadap pengasuh, tapi di pihak lain, dia adalah pelaku kejahatan,"katanya.

Menurut Susanto, hal diatas berarti, para orang tua harus detail mengetahui rekam jejak calon pengasuh. Saat ia melamar pekerjaan yang tersebut. Kejelian ini harus tetap dilakukan, mengingat, saat ini masyarakat kelas menengah ke atas, kesulitan mencari pembantu.

"Kadang-kadang menerima karena keterpaksaan, bukan idealisme,"terang Susanto.

Sementara itu, disinggung mengenai sikap KPAI terhadap kasus pembunuhan balita tersebut. Susanto menuturkan, KPAI akan terus mengawal proses hukumnya, agar kasus ini terungkap dengan sebagaimana mestinya.

Bisa dipastikan, siapa pelaku utama, dan pelaku tambahan. "Kita pastikan lakukan pengawasan secara serius,"tegasnya.

Sebelumnya, seorang balita berusia 3,5 tahun di Jalan Bintara 6 Kota Bekasi meninggal dunia akibat luka sayatan di pergelangan tangan kanannya. Diduga, balita bernama Jason Matthew Simanjuntak tersebut dianiaya oleh pembantu yang baru sepuluh hari bekerja di rumahnya yang bernama Sutina (20). Saat ini pihak kepolisian tengah berupaya mencari pembantu tersebut dengan menyebarkan foto dirinya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement