Kamis 23 Oct 2014 16:00 WIB

Jelang Muharram, Delapan Warga Syiah Tewas Tertembak di Pakistan

Pakistan
Foto: lovepakistan
Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sejumlah orang bersenjata menembaki satu bus yang membawa Muslim Syiah di kota baratdaya Quetta, Kamis, menewaskan delapan, hanya beberapa hari menjelang bulan suci Muharram, kata polisi.

Kekerasan sektarian terbaru terjadi pada pasar buah dan sayuran di pinggiran ibu kota Provinsi Baluchistan yang bergolak.

"Sedikitnya sembilan Hazara Syiah sedang duduk di satu minibus setelah membeli sayuran ketika dua pria bersenjata menembaki mereka dengan senjata otomatis, membunuh delapan dari mereka dan melukai satu lainnya," kata Imran Qureshi, pejabat senior polisi setempat kepada AFP.

Kapolres Kota Abdul Razzaq Cheema juga mengkonfirmasi insiden itu dan jumlah korban.

Seorang pekerja penyelamat di lokasi mengatakan mayat-mayat berlumuran darah berjatuhan satu sama lain, banyak dihantam peluru di kepalanya. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit daerah.

Polisi dan pasukan Korps Paramiliter Perbatasan (FC) sementara mengepung daerah itu dan mengusir para kerumunan karena khawatir terjadi serangan bom lanjutan.

Bulan Muharram dianggap sangat suci bagi kaum Syiah, adalah akan dimulai pada Sabtu atau Ahad tergantung pada penampakan hilal.

Sudah sering dinodai oleh kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Bentrokan antara Sunni dan Syiah menyebabkan setidaknya 11 kematian di kota Rawalpindi, dekat ke ibukota Islamabad, November lalu.

Etnis Hazara, yang didominasi Syiah, sering dipilih untuk serangan itu karena fitur Asia Tengah mereka membuat mudah diidentifikasi.

Komisi Hak Asasi Manusia independen Pakistan mengatakan pekan lalu bahwa sebanyak 200.000 Hazara telah melarikan diri dari Baluchistan selama 10 tahun terakhir, baik berpindah ke kota-kota utama negara atau mencari suaka di luar negeri.

Setidaknya 24 jemaah Hazara tewas pada Juni ketika bus mereka menjadi sasaran oleh pembom bunuh diri.

Dua pemboman dahsyat di Quetta menargetkan kota Syiah membunuh hampir 200 orang tahun lalu dan diklaim oleh kelompok garis keras Lashkar-e-Jhangvi, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida.

Luas dan jarang penduduknya, tetapi kaya akan sumber daya, Baluchistan telah lama disiksa oleh pemberontakan separatis yang memiliki unsur-unsur sekuler kuat sayap kiri, dan menjunjung ikon Komunis seperti Argentina Ernesto revolusioner "Che" Guevara.

Tetapi juga telah terjadi radikalisme selama bertahun-tahun.

Beberapa pengulas percaya pembentukan militer secara diam-diam mendukung kelompok-kelompok militan Islam untuk melemahkan pengaruh separatis.

Sekitar 1.000 warga Syiah tewas dalam dua tahun terakhir di Pakistan, korban cukup banyak di masyarakat yang membentuk sekitar 20 persen dari negara berpenduduk 180 juta, yang mayoritas Muslim itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement