REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Search And Rescue (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti sertifikasi vertical rescue sejak Sabtu (25/10) hingga Selasa (28/10) mendatang. Sertifikasi penanganan kecelakaan dan bencana di kondisi tebing-tebing tinggi tersebut digelar di Gunung Api Purba Nglanggeran, Pathuk, Gunungkidul.
"Sertifikasi ini merupakan upaya SAR DIY meningkatkan kompetensi anggota dalam upaya penarikan dan pertolongan musibah atau kecelakaan di medan terjal," ungkap Ketua Harian SAR DIY Ferry 'Sipey' Ardiyanto, Senin (28/10).
Menurutnya, medan terjal yang dimaksud bukan saja tebing atau jurang, tapi juga gedung bertingkat serta sumur. "Di DIY sendiri kecelakaan sumur justru paling banyak," ujarnya.
Berdasarkan data yang tercatat di SAR DIY kata dia, sepanjang Januari hingga Oktober ini sedikitnya ada delapan kasus kecelakaan sumur dengan berbagai motif. Meski beberapa di antaranya dapat terselamatkan, namun, dibutuhkan treathment dan skill khusus untuk mengevakuasi korban.
Selama empat hari, para peserta akan mengikuti berbagai materi yang diberikan para instruktur dari Badan Vertical Rescue Federasi Panjat Tebing -Indonesia (FPTI). Mulai dari teknik riging dan anchoring untuk pembuatan lintasan hingga teknik evakuasi korban dari tebing ke tebing dengan menggunakan tripod.
Sementara itu Kepala Badan Vertical Rescue FPTI Tedy Ixdiana mengatakan, sertifikasi Vertical Rescue menjadi penting karena bisa menjadi alat ukur bagi tim SAR untuk melakukan upaya pencarian dan pertolongan di medan terjal.
"Pada kasus-kasus kecelakaan pesawat seperti sukhoi beberapa waktu lalu misalnya, kemampuan vertical rescue sangat dibutuhkan," ujarnya.
Badan Vertical Rescue menargetkan, setiap anggota SAR yang mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat memiliki kemampuan satu banding satu. "Artinya, satu anggota SAR mampu mengevakuasi satu korban," katanya.