Kamis 30 Oct 2014 02:49 WIB

Ibu Tukang Satai Penghina Jokowi, Rela Bersujud Mohon Ampun

Rep: C94/ Red: Winda Destiana Putri
Facebook MA
Foto: facebook
Facebook MA

REPUBLIKA.CO.ID, CIRACAS -- Lokasi rumah Muhammad Arsad (MA) bealamat di Jalan Haji Jum RW 01 RT 0, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas. Tepat di halaman rumahnya terdapat Kali Cipinang yang mengalir berwarna hitam bercampur sampah dan rimbunan pohon bambu di samping beberapa kandang unggas.

Arsad terlahir dari keluarga kurang mampu itu terliat dari Ijazahnya yang hanya sampai Sekolah Menengah Pertama. Meskipun Arsad tidak mengeyam bangku sekolah lanjutan dirinya tidak seperti pemuda kebanyakan yang berada di sana.

Arsad atau panggilan akrabnya Imen sama sekali pemuda yang baik dan rajin, dia tidak merokok, tidak minum minuman berakohol, dan tidak bersikap kasar seperti pemuda yang tidak berpendidikan.

Imen, julukan itu disandangkan pada Arsad sejak dari umurnya berusia sembilan tahun. Waktu itu, kata Marsidah, Arsad kerap meniru kartun P-MAN kesukaannya. "Tangannya suka sekali menuru P-MAN," ujarnya.

 

Marsidah Ibu MA menuturkan cerita anaknya yang sama sekali tidak pernah ikut-ikutan kampanye saat pemilihan presiden berlangsung bahkan saat pilpres anaknya tidak mengikuti proses pemilihan. "Saya tidak menyangka Imen dipenjara karena itu" katanya.

Anaknya pernah menyampaikan kepadannya tindakan yang dilakukan di jejaring Facebook miliknya tersebut hanya ulah isengnya semata. "Itu hanya ikut-ikutan aja," katanya Imen kepada ibunya.

Marsidah sangat sedih begitu polisi menarik paksa anaknya yang sedang tidur pulas. Polisi itu bicara kepada Marsidah bahwa anaknya akan diamankan. Meskipun begitu, Marsidah tidak akan bisa melupakan di mana putra pertamanya itu di bawa polisi.

"Waktu itu saya menjerit dan hampir seluruh tetangga menghampiri," tuturnya.

Menurut Marsidah, MA merupakan sosok anak yang baik bahkan ketika ia mendapatkan upah kerjanya saja sering kali disisihkannya untuk mengajak anak-anak rekreasi dan membayarkan mereka makan. "Saya suka bilang, kita nih orang susah jangan sering-sering ajak berenang, main bola apa lagi sampai jajanin berlebihan. Imen hanya jawab 'biarin aja mak kasihan'," katanya.

Mursidah mengatakan sehari-hari pria yang akrab disapa Imen itu bersikap seperti pemuda biasannya namun jika waktunya sedang luang ia lebih memilih bergaul dengan anak di bawah usiannya."Dia bukan perokok jadi kalau gajian dia cuman beli es yang harganya seribu bareng anak-anak, enggak banyak jajan" katanya.

MA aktif di Majlis Taqlim disela pekerjaannya yang serabutan, ia sering menyempatkan waktu tiga kali dalam seminggu.

Dalam tangisnnya ia mengeluh dan menyampaikan permohonan maafnya kepada Presiden Joko Widodo. "Saya akan berlutut memohon ampun atas sikap Imen yang tidak berpendidikan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement