Kamis 30 Oct 2014 21:45 WIB

Angka Kebakaran Jakbar Tertinggi di DKI

Rep: C05/ Red: Indira Rezkisari
 Warga mengikuti Pelatihan Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) di pemukiman padat penduduk, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/10).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Warga mengikuti Pelatihan Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) di pemukiman padat penduduk, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/10). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG DUREN — Jakarta Barat menempati urutan pertama dalam jumlah kebakaran di Provinsi DKI Jakarta tahun ini. Tercatat 204 kasus kebakaran terjadi hingga Oktober 2014.

Staf Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Syukri Bahana mengatakan, kasus kebakaran terbanyak berasal dari masalah listrik. Kasus lainnya berasal dari lampu, rokok, dan juga kompor. “Perinciannya dari listrik 128 kasus, lampu 2 kasus, kompor  20 kasus, rokok 11 kasus, dan lain-lain 45 kasus,” ujar dia, Kamis (30/10).

Dia mencontohkan Kecamatan Tambora yang dipenuhi usaha rumahan. Bagi dia, usaha rumahan mengharuskan pemakaian listrik dalam jumlah besar. Masalahnya, industri rumah tangga kerap tidak memiliki perangkat listrik yang memadai. "Inilah penyebab utama kebakaran, terkhusus di Tambora yang tingkat kebakarannya tertinggi di Jakarta Barat," kata dia.

Contoh lain seperti daerah Kalideres dan Cengkareng. Dua daerah ini dipadati buruh pabrik. Banyak buruh pabrik yang memiliki daya beli  rendah sehingga menyebabkan membeli perangkat listrik yang tidak layak. "Kebakaran meningkat di Kalideres dan Cengkareng, tapi masih di bawah Tambora,” ujar dia.