REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk nanoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menembus pasar internasional karena berkualitas dan mampu bersaing dengan produk dari negara asing lainnya.
"Saat ini kami sudah memasarkan produk nanoteknologi ke Malaysia dan Arab Saudi dan ke depannya dipasarkan ke Jepang dan Tiongkok," kata Kepala Pusat Inovasi LIPI Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng., Ph.D. di Jakarta, Kamis (30/10).
Ia menjelaskan saat ini penjualan produk 'nanoparticle milling machine' atau mesin penggiling nano ke pasar Malaysia mencapai 30 unit lebih per tahun.
"Permintaan ini cukup tinggi sehingga kami kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar nasional dan internasional," tuturnya.
Sementara itu, LIPI sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Jepang berupa 'nano bubble' atau partikel untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan sehingga bisa diekspor ke Jepang.
"Jepang tidak akan bisa mengambil produk-produk ikan tangkapan nelayan kalau tidak dilakukan teknologi yang bisa menjaga kesegaran ikan," tuturnya.
Menurut dia, teknologi itu akan membantu nelayan dalam mengekspor ikan ke Jepang sehingga akan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
"Sebenarnya pasar itu bisa lokal dan internasional, cuma permasalahannya bagaimana kita bisa mengantisipasi atau mengelola produk perikanan agar bisa diterima di pasar internasional," ujarnya.
Nanoteknologi merupakan suatu ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempelajari benda berukuran sangat kecil hingga sepersemiliar meter yang kemudian dimanipulasi atau direkayasa untuk menghasilkan benda-benda baru seperti yang diinginkan.