Sabtu 01 Nov 2014 16:52 WIB

Boko Haram Menyangkal Gencatan Senjata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Aksi menentang ulah Boko Haram.
Foto: Reuters
Aksi menentang ulah Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, KANO -- Kelompok Boko Haram menyangkal klaim terjadinya kesepakatan dengan pemerintah Nigeria untuk melakukan gencatan senjata. Boko Haram juga menolak melepaskan lebih dari 200 wanita yang mereka culik.

Pemimpin kelompok Abubakar Shekau mengatakan semua sandera telah menjadi Islam dan telah menikah. Militer Nigeria sebelumnya mengumumkan gencatan senjata dilakukan dengan kelompok militan itu pada 17 Oktober. Militer juga menjamin pelepasan sandera.

Shekau mengatakan hal tersebut pada sebuah video yang dirilis Jumat (31/10). "Kami tidak akan membuat gencatan senjata dengan siapa pun. Kami juga tidak akan negosiasi dengan siapa pun. Mereka berbohong," kata dia, dikutip BBC.

Shekau mengatakan para militan menahan orang berkebangsaan Jerman yang diperkirakan adalah seorang guru. Boko Haram menculiknya pada Juli oleh pasukan bersenjata. Belum ada spekulasi kapan dan dimana video tersebut dibuat.

Kontributor BBC, Tomi Oladipo mengatakan video tersebut membuat malu pemerintah Nigeria. Kepala staff pertahanan Nigeria, Alex Badeh adalah orang yang mengumumkan adanya kesepakatan gencatan senjata dengan Boko Haram awal bulan Oktober.

"Mereka sudah meyakinkan kami akan membebaskan siswi-siswi yang diculik. Saya optimis," katanya beberapa waktu lalu. Tetapi pemimpin Boko Haram mengatakan gadis-gadis itu sudah dinikahkan oleh kelompok.

Pekan lalu, Human Rights Watch mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Boko Haram menahan lebih dari 500 wanita dan gadis-gadis muda. Mereka dipaksa menikah di kamp-kamp kelompok.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement