Ahad 02 Nov 2014 16:09 WIB

Israel Tutup Area Perbatasan dengan Palestina

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina
Foto: [ist]
Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Otoritas Pendudukan Israel telah menutup dua kota perbatasan dengan Gaza sebagai respon setelah sebuah roket ditembakkan dari pusat pertahanan Palestina, Ahad (2/11).

Juru bicara militer mengatakan, wilayah yang ditutup merupakan tempat perlintasan bagi orang dan barang. "Erez dan Kerem Shalom telah ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut, kecuali untuk bantuan kemanusiaan," katanya.

Ia mengatakan, tindakan diambil setelah sebuah roket ditembakkan dari Gaza menghantam daerah Eskhlol di selatan Israel pada Jumat (31/10). Insiden tak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan.

Dilansir dari Ahram Online, serangan roket kali ini merupakan yang pertama menyerang Israel sejak 16 September. Namun ini merupakan serangan kedua sejak berakhirnya perang 50 hari di Gaza.

Pada pertengahan September, tembakan pertama diluncurkan ke Israel dan mendarat di wilayah selatan perbatasan.

Dilansir dari Jerusalem Post, awal bulan ini kode tanda merah bergema di perbatsan dengan Gaza. Sebagaian penduduk Israel di selatan bergegas mengungsi ke penampungan. Namun ternyata sirine palsu, yang kemungkinan dipicu oleh tes peluncuran roket dari wilayah Hamas.

Aksi saling serang masih kerap terjadi antara Palestina dan Israel. Padahal sebuah gencatan senjata telah disepakati dan mulai berlaku pada 26 Agustus. Kedua belah pihak diharapkan akan melanjutkan pembicaraan di Kairo. Pembicaraan diupayakan untuk menjaga agar gencatan senjata berlangsung sesuai kesepakatan.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel juga meminta para pemimpin Israel untuk lebih mengendalikan diri dan menunjukkan tanggung jawabnya terkait situasi di kompleks Al-Aqsa. Pada Sabtu (1/11), Benjamin Netanyahu meminta anggota parlemen Israel untuk menenangkan situasi agar tak terjadi krisis yang lebih lanjut.

Kantor berita Reuters melaporkan, ketegangan meningkat belakangan antara Palestina dan pasukan keamanan Israel di Yerusalem.

Palestina khawatir akan rencana Israel untuk mengubah status quo masjid Al-Aqsa, di mana aktivis dan politisi sayap kanan Yahudi menyerukan warga Israel melakukan ibadah Yahudi di lokasi itu.

Saat ini akses ke Masjid Al-Aqsa dikelola oleh otoritas keagamaan Yordania. Namun pasukan Israel belakangan melarang warga Palestina masuk dengan alasan keamanan.

Tanda meningkatnya ketegangan antara lain saat advokat Yahudi ditembak dan mengalami luka serius di wilayah tersebut. Penembak yang diduga pria Palestina kemudian terlibat baku tembak, sebelum dibunuh polisi Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement