Senin 03 Nov 2014 16:04 WIB

Indonesia Potensial untuk Bisnis Digital

Kecepatan akses internet. Ilustrasi
Foto: Akamai.com
Kecepatan akses internet. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dengan beragam tantangan yang dihadapi, dinilai sangat potensial untuk pengembangan bisnis digital dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut didukung oleh pesatnya kenaikan jumlah pengguna internet domestik.

Indonesia bersama Rusia, Nigeria, Mesir dan Kenya dianggap masih memiliki ketidakstabilan kelembagaan dan kurangnya komitmen untuk melakukan reformasi digital.

"Tetapi dengan kondisi geografis dan demografis yang ada membuat negara ini dianggap sangat potensial untuk bisnis dan investasi," kata Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (3/11).

Menurut dia, pertumbuhan Indeks Evolusi Digital Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup baik dalam mendukung kegiatan jutaan pengguna internet domestik.

Ia memaparkan, Indeks Ekonomi Digital mengukur tingkat transformasi kegiatan ekonomi yang berkembang dari kegiatan konvensional ke aktivitas digital.

Pada Indeks Evolusi Digital 2014, lanjutnya, Indonesia masuk kedalam zona negara "Watch Out" atau negara dengan peluang dan tantangan yang cukup besar.

Irni menuturkan, diperlukan terobosan dan inovasi untuk membuat pertumbuhan negara-negara yang ada di zona ini untuk tumbuh lebih jauh dan terus berkembang.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, sistem pembayaran secara digital menjadi gerbang pengembangan sistem keuangan inklusif di Indonesia.

"Hasil penelitian BI cukup menarik, ternyata lebih banyak orang yang memiliki telepon genggam dibandingkan rekening bank, artinya sistem pembayaran digital merupakan gerbang jika ingin mengembangkan sistem keuangan yang inklusif," kata Halim dalam Forum Internasional Finansial Inklusif di Jakarta, Kamis (23/10).

Ia mengemukakan, BI telah meluncurkan produk elektronic money (e-money) yang berbasis sistem pembayaran digital. Produk yang bisa dikeluarkan kalangan non-perbankan ini dapat mendorong kedalaman akses perbankan di masyarakat (finansial inklusif), terutama bagi kalangan masyarakat miskin.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement