REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA-- Presiden Prancis Francois Hollande Senin menyeru Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak mengakui pemilu yang diselenggarakan oleh separatis di Ukraina timur.
Memperingatkan bahwa hasil pemungutan suara Minggu bisa merusak integritas teritorial Ukraina, Hollande mendesak Putin untuk tetap dalam kerangka perjanjian 5 September Minsk, yang mengatur dasar untuk gencatan senjata.
Hollande membuat imbauan dalam pidatonya kepada parlemen Kanada, sehari setelah republik memproklamirkan diri sendiri Donetsk dan Lugansk di Ukraina timur memilih "presiden" dan "parlemen," dalam upaya untuk melegitimasi otoritas separatis daerah.
"Ini adalah pemilu lokal yang konsekuensinya lokal dan seruan untuk dialog," kata Hollande yang dalam kunjungan kenegaraan ke Kanada berakhir Selasa.
Sanksi-sanksi menargetkan kepentingan Rusia, kata Hollande, dan adalah penting tetapi mereka tidak harus menjadi satu-satunya respon. "Tujuannya adalah untuk meyakinkan Moskow dan separatis agar melepaskan eskalasi dan kembali ke dialog," katanya.