Selasa 04 Nov 2014 16:51 WIB

Ini Pentingnya Mempersiapkan Hafidz Sejak Madrasah (1)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumlah santri menghafal Alquran.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah santri menghafal Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program seribu hafiz atau penghapal Alquran yang menjadi salah satu program Kementerian Agama, perlu diseriusi dengan langkah-langkah strategis.

Sebab, kebutuhan akan ketersediaan hafiz sangat penting, dimulai dari kebutuhan masjid untuk memiliki imam yang hafiz di masjidnya masing-masing.

"Kita memiliki 800 ribu mesjid yang tersebar di Indonesia dan selama ini masih membutuhkan para imam yang hafiz," kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar kepada Republika di Jakarta, Selasa (4/11).

Nasaruddin Umar mengungkapkan hal itu seusai melepaskan jabatannya sebagai wakil menteri agama atas dampak kebijakan Presiden Jokowi yang menghapus posisi Wakil Menteri di sejumlah kementerian.

Seorang hafiz, kata pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini, bukan sekadar penghapal Alquran tetapi juga ia yang pandai bacaan tajwidnya, dan paham akan pemaknaan nilai-nilai Alquran.

Sebab menjadi hafiz lalu menjadi Imam, ia tidak sekadar menjadi pemimpin shalat lima waktu di masjid. Imam, kata dia, akan juga merangkap sebagai tokoh masyarakat yang diharapkan memberi contoh baik dari setiap perilakunya.

"Seorang imam masjid yang sekadar hafal Alquran tapi jelek bacaan tajwidnya, mana mungkin jamaah betah," ungkap Nasaruddin menuturkan.

Di samping itu, sebagai hafiz dan imam, nantinya ia harus dapat mengajak masyarakat agar tertarik ke masjid dengan kualitas keimamannya. Agar syiar Islam selalu terasa, pun menjadi berkah di masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement