Selasa 04 Nov 2014 22:14 WIB

Sjafrie Jadi Kepala BIN, Pengusutan Pelanggaran HAM Tenggelam

Wakil menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin
Foto: Antara
Wakil menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah diminta untuk mempertimbangkan kembali pencalonan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sebab, Sjafri  dinilai memiliki rekam jejak yang kelam dalam kasus kejahatan hak asasi manusi (HAM).

“Nama Sjafrie ini kerap dihubungkan dengan berbagai pelanggaran HAM masa lalu, seperti Timor timur atau pun peristiwa 13-14 Mei 1998,” ujar wakil ketua Indonesia Human Right Comitee Social and Justice, Ridwan Darmawan, melalui pesan singkat, Selasa (4/11).

Menurut Ridwan, jika Sjafrie menduduki posisi kepala BIN, maka dipastikan kasus pelanggaran HAM yang dilakukan Sjafrie akan tenggelam. Tentunya, sambung Ridwan, hal itu akan mencoreng Indonesia di mata dunia internasional.

"Dampaknya cukup dalam saya kira, bahwa impunitas bagi para pelanggar HAM tidak berakhir dan tetap langgeng di era jokowi JK ini," tutur Ridwan.

Ridwan menambahkan, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu yang pernah menjadi isu hangat dalam masa kampanye pilpres, dan ditangkap oleh jokowi-JK waktu itu, ternyata hanyalah janji manis belaka.

“Padahal kita berharap, ada penyelesaian baik melalui jalur pengadilan atau mekanisme lain, agar bangsa ini tdk disandra oleh isu HAM khususnya lima tahunan dalam siklus pemilu,” tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement