REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa calon kepala BIN dinilai tidak layak untuk memimpin badan intelijen tersebut.
Direktur Setara Institute, Hendardi mengatakan, ada tiga alasan ketidaklayakan. Pertama, ada beberapa orang yang bukan bidangnya intelijen.
Kedua, kata dia, ada yang sudah lama tidak bergerak di lingkungan intelijen. Terakhir, ada pula orang yang tidak tepat berada jika harus ditempatkan di BIN.
"Ya harus right man on the right place", tutur Hendardi, Selasa (5/10).
Menurutnya Kepala BIN yang baru harus memiliki visi dan misi yang jelas. Serta memiliki kemampuan jaringan dan diplomasi yang baik di dalam mau pun di luar negeri.
Selain itu pengalaman dan profesionalisme pun tidak kalah penting. Hendardi berpendapat jika masalah intelijen negara rumit. Karenanya, diperlukan orang yang sudah sangat memahami sekelumit tentang BIN. "Tugas BIN meliputi keamanan segala bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan politik", katanya.
Tidak sembarangan orang bisa mengatur hal-hal semacam itu. Diperlukan pertimbangan yang matang. Menurutnya evaluasi pencapaian target Kepala BIN ada di tangan presiden. Begitu pula keputusan untuk memilih siapa Ketua BIN.