Rabu 12 Nov 2014 09:19 WIB

Dari Mana Asal Muasal Marching Band, Ini Jawabannya

Rep: c03/ Red: Agung Sasongko
 Marching band Cakra Garuda Yaksa Hambalang meramaikan apel akbar damai pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Kamis (17/7).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Marching band Cakra Garuda Yaksa Hambalang meramaikan apel akbar damai pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Kamis (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dewasa ini marching band menjadi sarana menyalurkan bakat bermusik mahasiswa di penjuru dunia. Di dunia militer, marching band merupakan bagian penting selain senjata.

Pertanyaan, darimana asal muasal marching band?

Seperti dilansir Onislam, Rabu (12/11), marching band kental dengan sejarah peradaban Islam. Dahulu, semasa kejayaan Ustmaniyah, marching band digunakan  untuk membantu tentara elit Ustmaniyah, Janisarry, menakuti musuh. Pasalnya, suara yang dilahirkan marching band bisa mencapai ratusan kilometer jauhnya.

Marching band lalu berkembang di Eropa, setelah Ustmaniyah gagal merebut Wina pada tahun 1683. Saat itu, sejumlah peralatan marching band ditinggalkan.

Melihat hal itu, kerajaan di Eropa mengumpulkan orang-orang Austria untuk mempelajarinya, hingga kemudian dimanfaatkan oleh mereka sendiri. Setelah kejadian itu, tentara di seluruh Eropa mulai menggunakan marching band dalam deretan pasukannya. Marching band merevolusi tak-tik peperangan di Eropa selama berabad-abad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement