Rabu 12 Nov 2014 18:52 WIB
Golkar memanas lagi

Disayangkan Jika Tradisi Ketum Satu Periode Hilang di Golkar

Rep: c89/ Red: Joko Sadewo
Yunarto Wijaya
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Yunarto Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan sangat disayangkan jika tradisi ketum satu periode di Golkar diubah. Kalaupun Aburizal Bakrie maju lagi sebagai ketua umum maka harus terlebih dahulu dievaluasi kepemimpinan sebelumnya.

Siapapun kader Golkar, menurut Yunarto, boleh maju sebagai calon ketum. Termasuk Aburizal Bakrie.  Namun ada tradisi partai berlambang beringin tersebut. "Golkar memiliki tradisi incumbent tidak maju lagi. Hanya satu periode. Ini ciri khas partai modern. Sayang kalau ini diubah," kata Yunarto, saat ditemui pada acara diskusi buku "Tim Sembilan Membongkar Skandal Century, di Gedung Kura-Kura I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11).

Kalaupun ketua umum sebelumnya maju lagi, lanjut dia, harus melalui evaluasi secara objektif. Dalam hal ini, apakah kepemimpinan Ical selama ini sudah berhasil atau tidak. Baik secara internal dalam konteks struktur organisasi, maupun secara eksternal berhubungan dengan perolehan suara Golkar saat pemilihan umum.

Kenyataan yang terlihat, kata dia, Golkar tidak berhasil menaikkan kursi saat di DPR, bahkan turun. Serta tidak ada perwakilan Golkar yang maju sebagai calon presiden. Hal ini semestinya menjadi bagian evaluasi saat musywarah nasional. "Ketika lima tahun pertama sudah gagal bagaimana mungkin dia bisa majukan golkar lima tahun ke depan lagi,"ungkap Yunarto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement