REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Mahasiswa di Jambi menolak wacana kebijakan pusat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), penolakan itu mereka luapkan melalui aksi demo di beberapa tempat di Kota Jambi, Rabu.
Mahasiswa Universitas Batanghari (Unbari) menggelar orasi di jalan protokol di depan kampus mereka, dalam aksi demo puluhan mahasiswa Unbari ini sempat terjadi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, sebab mahasiswa mendesak untuk berorasi di jalanan.
Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, polisi menyarankan mahasiswa agar berorasi di halaman kampus saja, namun himbauan itu tidak digubris mahasiswa, mereka tetap memaksa ingin berorasi di jalanan.
Aksi saling dorong pun tak dapat dihindari, polisi pun akhirnya mempersilahkan mahasiswa berorasi di jalan.
Melalui orator mereka Supardi Tampubolon, dengan keras meneriakan untuk sama-sama mengatakan "Tidak" atas rencana pemerintahan Jokowi untuk menaikkan harga BBM karena akan memeras dan memiskinkan rakyat Indonesia. Pendemo juga menyampaikan permintaan dan tuntutan.
"Kami dari BEM Universitas Batanghari meminta Pemprov Jambi dan Pemkot Jambi untuk mengatakan 'Tidak' atas rencana kenaikkan BBM dan kami menuntut pemerintahan Jokowi untuk mengurungkan niatnya menaikkan harga BBM," katanya.
"Ketika BBM dipaksakan tetap dinaikkan, maka kami akan tetap berjuang bersama masyarakat untuk katakan 'Tidak' kepada pemerintahan Jokowi," kata orator lagi.
Pantauan di lapangan, ratusan polisi terlihat siaga di segala penjuru, polisi juga terlihat menyiapkan mobil "water cannon" dan peralatan lainnya. Demo berlangsung selama dua jam, setelah pukul 12.00 WIB, pendemo membubarkan diri.
Aksi demo juga dilakukan mahasiswa IAIN STS Jambi di depan gerbang kampus mereka. Puluhan mahasiswa dari kampus ini juga menyuarakan penolakan terhadap wacana kenaikkan harga BBM. Demo juga dikawal pihak kepolisian.