Kamis 13 Nov 2014 05:19 WIB

Para Pemimpin ASEAN Sambut Kehadiran PM Cina

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Para pemimpin ASEAN berpose dalam pembukaan KTT ASEAN ke-24 di Naypydaw, Myanmar, Ahad (11/5).
Foto: Reuters/Soe Zeya Tun/c
Para pemimpin ASEAN berpose dalam pembukaan KTT ASEAN ke-24 di Naypydaw, Myanmar, Ahad (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Para pemimpin Asia Tenggara akan menyambut Perdana Menteri China Le Keqiang pada Rabu kemarin, dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia Tenggara (KTT ASEAN).

Kehadiran Xi diharapkan dapat mendorong penyelesaian atas sengketa di Laut Cina Selatan. Myanmar menjadi tuan rumah KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) diikuti dengan KTT Asia Timur. Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan akan hadir.

China, Taiwan dan empat negara ASEAN telah bersaing atas klaim di Laut Cina Selatan. Sengketa di khawatirkan akan berkembang menjadi perselisihan.

"Kami melihat kesenjangan antara komitmen politik dan tindakan yang sebenarnya, situasi yang sebenarnya di laut," kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Luong Minh kepada Reuters di ibukota Myanmar.

Pada bulan Mei, Cina mendirikan kilang pengeboran minyak di perairan yang juga diklaim oleh Vietnam. Vietnam dan Filipina telah berusaha membangun hubungan lebih dekat dengan AS untuk melawan apa yang mereka lihat sebagai agresi China.

Presiden Filipina Benigno Aquino telah mengatakan, ia akan membahas masalah keamanan yang mendesak di Myanmar. Namun beberapa kemajuan telah dicapai pada hari Selasa lalu. Setelah Filipina dan Cina bertukar pikiran di sela-sela pertemuan puncak Asia-Pasifik di Beijing.

Sebanyak 10 anggota ASEAN mengadakan rapat pleno pada hari Rabu, namun para pejabat menolak berkomentar setelah itu.

Wakil penasehat keamanan nasional AS untuk komunikasi strategis Ben Rhodes mengatakan pada hari Selasa, Cina harus fokus pada penyelesaian sengketa melalui hukum internasional dan dialog.

"Tidak mungkin ada situasi di mana sebuah bangsa yang lebih besar hanya diizinkan untuk menggertak negara-negara yang lebih kecil," katanya kepada wartawan di Beijing, di mana Obama menghadiri KTT.

Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam melihat perselisihan maritim sebagai salah satu ancaman terbesar di kawasan itu untuk keamanan. Singapura menurutnya akan mendorong terwujudnya kode etik yang akan mengurangi potensi gangguan terhadap perdagangan.

Sementara Obama akan menggelar pembicaraan dengan Presiden Myanmar Thein Sein, untuk mendorong perubahan kondisi hidup terhadap etnis minoritas Rohingya Myanmar. Obama juga mendorong Myanmar untuk melakukan reformasi demokrasi.

Belakangan konstitusi militer yang disusun Myanmar, melarang pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dari menjadi presiden. Obama dijadwalkan juga akan bertemu Suu Kyi di kota Yangon, pada Jumat (14/11). Perdana Menteri India Narendra Modi juga akan bertemu Suu Kyi di Naypyitaw.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement