REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Presiden Myanmar secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-25 dan menyerahkan kepemimpinan ASEAN selanjutnya kepada Malaysia.
"Ini merupakan sebuah kesempatan besar bagi Myanmar untuk menjalankan masa kepemimpinan ASEAN sejak terdaftar sebagai anggota 17 tahun yang lalu," ujar Thein Sein dalam pidato penutupannya di Nay Pvi Taw, Kamis (13/11).
Dalam kesempatan itu, Thein menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh kepala negara atau pemerintahan yang telah bersedia hadir, baik itu dari sesama negara anggota ASEAN maupun negara sahabat diluar keanggotaan ASEAN seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Rusia.
Menurut Thein, hasil dari KTT ini juga sesuai dengan tema yang diusung Myanmar yaitu "Moving Forward In Unity To a Peacefull and Prosperious Community" atau Melangkah Maju Dalam Sebuah Komunitas Yang Damai dan Makmur.
"Kita telah berhasil menjaga dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di dalam kawasanm mempercepat integrasi ekonomi kawasan dan meningkatkan usaha untuk lingkungan sosial-budaya yang harmonis," tambah Thein Sein.
Selain itu, Thein menyatakan bahwa ASEAN telah berhasil mengidentifikasi tantangan yang akan dihadapi sebagai kawasan kedepannya, serta menemukan cara untuk mempererat kapasitas institusional ASEAN dalam meningkatkan ketahanan dan daya saing.
Selepas dari tampuk kepemimpinan ASEAN, Myanmar masih akan terus melanjutkan kerja sama dengan negara anggota lainnya dalam mewujudkan Komunitas ASEAN secara aktif dan bertanggung jawab, tambah Thein Sein.
Dalam pidato penutupannya, Thein juga menyerahkan tampuk kepemimpinan ASEAN kepada Malaysia yang diwakili oleh Perdana Menteri Najib Razak.
"Myanmar bergabung ke dalam ASEAN pada masa kepemimpinan Malaysia pada tahun 1997," tutup Thein yang kemudian meminta PM Najib untuk naik ke atas panggung dan menyerahkan palu kepemimpinan ASEAN.