Jumat 14 Nov 2014 22:40 WIB

Penderes Diminta Hati-Hati di Musim Hujan

Rep: Heri Purwata/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang warga memanjat pohon aren untuk menyadap pohon dan menampung air nira di Tikala, Toraja Utara, Sulsel, Jumat (5/7).
Foto: Antara
Seorang warga memanjat pohon aren untuk menyadap pohon dan menampung air nira di Tikala, Toraja Utara, Sulsel, Jumat (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WATES – Angka kecelakaan bagi pengambil nira (penderes) di wilayah Kabupaten Kulonprogo  tahun 2014 tercatat ada 43 kejadian.

Sebanyak 24 penderes meninggal dunia, 11 luka berat, 11 luka sedang  dan  tujuh luka ringan.  Agar tidak terjadi kecelakaan lagi, pada musim penghujan, para pederes diminta lebih hati-hati karena pohon licin.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kecelakaan bagi penderes mengalami peningkatan. “Tahun 2013 sebanyak 42 kejadian, sebanyak 19 meninggal dunia, enam luka berat, dan 17 luka ringan,” kata  Kasi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja (HIKTK) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulonprogo, Hardjanto, di Wates, Jumat (14/11).

Dijelaskan Hardjanto, selama tahun 2014,  Dinsosnakertrans sudah memberikan santunan terhadap kasus kecelakaan dari Januari hinggga Juli. Santunan diberikan kepada 29 orang/ahli waris yang terdiri meninggal sembilan orang, luka berat dan sedang masing-masing 10 orang. Besar santunan untuk yang meninggal sebesar Rp 5 juta, luka berat Rp 15 juta, dan luka sedang/ringan Rp 5 juta.

“Kecelakaan dari bulan Agustus hingga Oktober 2014 sebanyak 14 orang belum diberikan santunan karena sedang diverifikasi. Terbanyak kecelakaan penderes terjadi di wilayah Kecamatan Kokap, Kalibawang, Girimulyo, dan Lendah,” kata Hardjanto.

Di wilayah Kulonprogo, kata Hardjanto, jumlah penderes  ada sebanyak 5.561 orang. Sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Kokap. "Kecelakaan penderes ini banyak diakibatkan kurang hati-hati. Karena itu dalam musim penghujan ini kami imbau para penderes lebih berhati-hati karena tentu saja kondisi pohon kelapa sangat licin," katanya.

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, kata Hardjanto, pernah melakukan sosialisasi penggunaan sabuk pengaman bagi penderes. Namun penderes kurang meminati penggunaan alat pengaman tersebut. Sebab para penderes merasa ribet bila mengenakan sabuk pengaman saat mengambil nira.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement