REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Warga Ternate, Maluku Utara (Malut), terlihat tidak menghiraukan peringatan potensi tsunami dari BMKG pascaterjadinya gempa bumi berkekuatan 7,3 SR di daerah ini pada Sabtu sekitar pukul 11.31 WIT.
Sejumlah pusat keramaian di Kota Ternate yang terletak di dekat pantai, seperti Pasar Higienis Terante, pusat perbelanjaan Jatiland dan Taman Nukila terlihat tetap dipadati warga, walaupun mereka mengetahui peringatan adanya tsunami dari BMKG.
Kondisi serupa juga terlihat di sejumlah pelabuhan di Ternate, yang tetap diramaikan dengan aktivitas penumpang, baik yang akan berangkat ke sejumlah daerah di luar Ternate maupun sebaliknya. Begitu pula angkutan umum tetap beroperasi seperti biasa.
Seorang warga Ternate di Pasar Higienis bernama Husna mengaku memang mengetahui peringatan tsunami dari BMKG melalui media elektronik, tetapi tidak terlalu mengkhawatirkannya dan tetap ke pasar untuk berbelanja.
Ketika terjadinya gempa dan ada peringatan adanya tsunami, warga memang sempat waspada dan memperhatikan kondisi perairan laut di sekitarnya. Setelah melihat tidak terjadi apa-apa, warga kembali beraktivitas seperti biasa.
Sebelumnya Kepala BMKG Ternate, Suwardi, mengatakan gempa 7,3 SR yang melanda Ternate dan wilayah sekitarnya pada kedalaman 10 kilometer tersebut pusatnya berada di lokasi 1,94 Lintang Utara, 126.50 BT atau 132 kilometer Barat Laut Halmahera Barat.
Sejauh ini BMKG Ternate maupun Pemkot Ternate belum menerima laporan adanya korban jiwa atau kerusakan fisik akibat gempa tersebut, namun masih terus melakukan pemantauan ke seluruh kecamatan di daerah ini. Tidak tertutup kemungkinan ada korban jiwa atau kerusakan fisik tetapi belum dilaporkan masyarakat.
Ternate dan daerah lainnya di Malut merupakan wilayah yang rawan dilanda gempa bumi karena diapit oleh lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia.