REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cianjur, Jabar, imbau warga yang membeli bahan bakar minyak (BBM) subsidi menggunakan jerigen dibatasi, sebagai upaya antisipasi terjadinya penimbunan dan kelangkaan BBM bersubsidi.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Cianjur, Judi Adi Nugroho, di Cianjur, Sabtu (15/11), mengatakan, pembatasan pembelian bagi pengecer atau menggunakan jerigen perlu dibatasi karena adanya rencana kenaikan harga BMM.
"Makanya perlu ada pembatasan pembelian dengan jerigen, agar stok BBM aman karena kalau terjadi kepanikan biasanya warga memborong BBM untuk stok sebelum harga naik," katanya.
Dia menjelaskan, yang berwenang untuk membatasi pembelian BBM jenis premium ini, pemerintah desa yang diketahui camat dan polsek setempat. Meski saat ini belum ada pembatasan pembelian BBM dengan jerigen, tetapi tidak terjadi kelangkaan dan antrean kendaraan di sejumlah SPBU.
"Tapi mudah-mudahanan tidak terjadi karena kami saling mengawasi. Begitu juga untuk antisipasi terjadnya penimbunan, kami juga saling mengawasi termasuk aparat keamanan seperti polisi dan TNI," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Cianjur, Dudu Badrujaman, menuturkan, untuk warga yang membeli BBM dengan jerigen belum dibatasi karena pihaknya masih memberikan tolerasi baik pengecer BBM, petani, maupun IKM, masih bisa membeli BBM maksimal sebanyak 100 liter per hari.
"Sedikitnya ada sekitar 2065 penjual bensin eceran di Cianjur. Kami tidak membatasi mereka karena itu merupakan lahan mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalau kedepannya mungkin saja sesuai dengan petunjuk pihak terkait," katanya.