REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas salahkan Israel atas ketegangan yang terjadi di Yerusalem. Menurut Abbas, berbagai kebijakan dan tindakan semena-mena Pemerintah Israel berbuah ketegangan dan kekerasan tak terhindarkan.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier di Ramallah, Sabtu (15/11), Abbas mengatakan ekskalasi kekerasan di Yerusalem dipicu oleh kebijakan Pemerintah Israel sendiri.

Menurut kantor berita WAFA, Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Malki, yang berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Abbas dengan Steinmeier mengatakan, Presiden Abbas memberi penjelasan kepada para tamu dari Jerman terkait perkembangan terbaru serta eskalasi terbaru dipicu oleh pemerintah Israel yang menduduki Yerusalem terutama kompleks Masjid Al-Aqsa.

"Abbas menegaskan posisi Palestina yang ingin meredakan ketagangan di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Dia juga menekankan Israel untuk mematuhi sejumlah aturan yang telah ditetapkan bersama seperti menghargai jamaah yang beribadah di Masjid Al-Aqsa," lanjutnya.

Pada Jumat (14/11), Israel mencabut pembatasan usia bagi umat Islam yang hendak beribadah di Masjid Al-Aqsa. Sementara itu, Steinmeier dalam pembicaraan di Ramallah, memuji meredanya ketegangan di Yerusalem.

Menteri Luar Negeri Jerman itu juga mengatakan bahwa tidak ada alternatif lain dalam negosiasi untuk  mencapai solusi dua negara yang berarti mengakui keberadaan negara Palestina demi terciptanya negara Palestina yang hidup dalam damai dan aman.

Ikuti Whatsapp Channel Republika