Senin 17 Nov 2014 09:52 WIB

Solar Langka, Nelayan Libur Melaut

Nelayan (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU – Nelayan tradisional di wilayah Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat umumnya memilih libur melaut akibat pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar langka.

Berdasarkan pantauan di Pasangkayu, terlihat sejumlah nelayan memilih menganggur karena sulitnya mendapatkan pasokan BBM akibat pasokan di SPBU sangat terbatas.

Para nelayan sepanjang pesisir pantai Pasangkayu hanya melakukan perbaikan perahu maupun jaring mereka hingga menunggu pasokan BBM kembali normal.

"Sudah dua pekan terakhir nelayan di Pasangkayu tidak turun melaut. Ini karena pasokan BBM makin sulit didapatkan oleh nelayan," kata Darwis, salah seorang nelayan Pasangkayu, Ahad (16/11).

Ia mengaku, nelayan lebih memilih menganggur melaut sembari memperbaiki perahu yang bocor atau melakukan perbaikan jaring sejak dua pekan terakhir.

"Buat apa kita melaut jika pasokan BBM sulit. Kalaupun ada harganya pasti mahal atau berkisar Rp 20 ribu/liter. Kondisi ini tentu tak sebanding hasil pendapatan dengan biaya operasional," keluhnya.

Sulitnya mendapatkan BBM jenis solar bagi nelayan juga akibat pasokan di SPBU menipis. Apalagi, pihak SPBU Pasangkayu urung melayani pembeli dengan jerigen. "Tidak mungkin perahu kami diangkut ke SPBU. Inilah sulitnya karena belum ada SPBU khusus nelayan," ungkap Darwis.

Muhammad Asri, nelayan lainnya, juga mengaku memilih libur melaut karena pasokan BBM jenis solar sulit didapatkan dari SPBU. "Harga jenis solar di tingkat pengecer mencapai Rp 20 ribu/liter. Makanya, nelayan memilih libur saja karena tak sebanding dengan hasil tangkap yang didapatkan," ucapnya.

Ia menuturkan, sekali berlayar membutuhkan 100 liter jenis solar dengan harga Rp 8.000/liter. Namun, sejak dua pekan terakhir harga solar melambung tinggi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement