REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon ketua umum Partai Golkar, Agung Laksono mengingatkan Aburizal Bakrie agar tidak bersikap mencla-mencle. Jika rapat pleno DPP Golkar sudah memutuskan pelaksanaan Musyarawah Nasional (Munas) IX Golkar pad Januari 2015, seharusnya tidak diubah lagi.
Pernyataan ini disampaikan Agung Laksono menyikapi beredarnya isu Rapimnas Golkar di Yogyakarta akan mematahkan putusan hasil pleno DPP Golkar. "Penetapan waktu pelaksanaan munas itu harusnya cukup DPP Golkar. Bukan domainnya rapimnas," kata Agung Laksono, kepada Republika Online (ROL)Senin (17/11).
Agung mengatakan rapat pleno DPP atas pengambilan keputusan waktu pelaksanaan saat itu juga dipimpin oleh Ical (panggilan Aburizal Bakrie). Jadi kalau Ical sebagai ketua umum Golkar konsisten terhadap hasil rapat, maka tidak akan ada perubahan waktu pelaksanaan Munas IX Golkar. "Jangan ketua umumnya bersikap mencla-mencle (plin-plan)," ungkap Agung.
Ditegaskannya, ia dan para calon ketum lainnya menolak adanya manuver-manuver percepatan Munas IX Golkar. Menurutnya, pelaksanaan Munas IX Golkar perlu waktu persiapan, sebab munas bukan hanya membahas masalah pemilihan ketum saja. Tapi juga membahas agenda kerja, perubahan AD/ART, dll. "Kalau dipercepat itu berarti ada agenda tersembunyi. Kita tidak tahu apa agendanya, tapi dicurigai agenda tersembunyi itu untuk memenangkan calon ketum tertentu," ungkapnya.