Selasa 18 Nov 2014 23:17 WIB

Ratusan Nelayan Minta SPBU Khusus di Selatan

  Nelayan mengisi solar ke dalam jerigen di dermaga kapal ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (6/11).   (Antara/Dedhez Anggara)
Nelayan mengisi solar ke dalam jerigen di dermaga kapal ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (6/11). (Antara/Dedhez Anggara)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan nelayan di Pantai Cianjur selatan, Jabar, berharap pemerintah mendirikan sejumlah SPBU khusus bagi nelayan yang berjarak tidak jauh dari pinggir pantai. Hal itu guna memudahkan nelayan mendapat pasokan BBM.

Hadi (45) anggota Himpunan Petani Nelayan Pantai Selatan Cianjur, saat dihubungi, Selasa, mengatakan nelayan telah lebih dulu merasakan mahalnya BBM. Mereka selama ini harus menembus BBM jenis premium dengan harga mahal.

"Sebelum BBM naik, harga tebus bagi nelayan di selatan sudah naik karena jauhnya SPBU terdekat di Kecamatan Tanggeung yang berjarak puluhan kilometer dari pinggir pantai. Meskipun terbebani, mungkin tidak akan terlalu berat, jika ada SPBU dekat pantai," katanya.

Pihaknya berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat meringankan beban nelayan untuk mendapatkan BBM harga normal dengan mendirikan SPBU dekat dengan pantai seperti di Kecamatan Sindangbarang dan Cidaun. Selain itu dibentuknya koperasi bagi nelayan agar dengan mudah mendapatkan BBM jenis solar dan premium.

"Selama ini kalau tidak mengantongi surat keterangan dari desa dan kecamatan, kami kesulitan membeli BBM ke SPBU. Selama ini, tidak ada koperasi nelayan yang khusus menyediakan BBM, sehingga kami terpaksa membeli BBM untuk keperluan melaut ke pengecer dengan harga mahal," katanya.

Hal senada terucap dari Rahmat (54) nelayan di Pantai Apra, Sindangbarang, pihaknya berharap pemerintah mendirikan SPBU khusus dan koperasi bagi nelayan. 

"Setuju tidak setuju BBM tetap naik, namun harapan kami adanya SPBU khusus bagi nelayan di pantai selatan yang jumlahnya mencapai ratusan orang dan membutuhkan puluhan ribu liter BBM untuk melaut. Sekali melaut rata-rata nelayan menghabiskan BBM jenis premium 30 sampai 70 liter," katanya.

Selain itu, tambah dia, pihaknya berharap didirikannya koperasi nelayan agar dapat meringankan beban nelayan ketika tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem atau musim pasang.

Dimana koperasi dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi nelayan ketika tidak melaut, agar roda perekonomian nelayan tetap berjalan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement