Rabu 19 Nov 2014 17:06 WIB

Harga BBM Naik, Tukang Ojek Mengeluh

Rep: C57/ Red: Winda Destiana Putri
Tukang ojek menunggu penumpang
Foto: dokumentasi
Tukang ojek menunggu penumpang

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI TIMUR -- Kenaikan harga BBM pada Selasa (18/11) dini hari, pukul 00.00 WIB, dikeluhkan sejumlah tukang ojek di kota Bekasi. Pasalnya, animo warga untuk naik ojek turun drastis, namun biaya bensin meningkat tanpa diikuti kenaikan harga ojek.

Tukang ojek di depan Stasiun Bekasi, Munadih (47 tahun), menyatakan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) berpengaruh besar terhadap usaha ojeknya. Pasalnya, warga Bekasi seperti menghindari naik ojek paska kenaikan bbm.

"Paska kenaikan harga bbm, minat warga kota Bekasi naik ojek turun drastis, bahkan terkesan menghindar. Pasalnya, mereka mungkin beranggapan tarif ojek menjadi mahal," tutur Munadih.

Situasi seperti ini, paparnya, tentu tidak memungkinkan ia menaikkan harga ojek. "Kalau tarif saya naikkan, penumpang enggak mau naik ojek. Jadi, terpaksa pakai tarif lama. Meskipun pendapatan berkurang, namun tidak sampai rugi.

Biasanya, ungkap Munadih, sekali isi penuh bensin premium untuk motor hanya Rp 20 ribu, tapi sekarang menjadi Rp 30 ribu paska kenaikan harga bbm. "Kira-kira, isi 'full' bensin sekitar tiga setengah hingga empat liter," jelasnya.

Warga RT 01, RW 02, Kelurahan Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi ini mengaku belum mendapat empat kartu sakti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Keempat kartu itu ialah Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS)  sebagai kompensasi kenaikan harga bbm.

"Sampai sekarang, saya baru dengar-dengar saja di media tentang empat kartu sakti Jokowi itu. Tapi, sampai saat ini belum ada informasi apa pun di kantor pos dekat rumah saya," jelasnya.

Munadih pun berharap agar warga yang tidak mampu, seperti tukang becak dan tukang ojek, segera mendapatkan empat kartu itu sebagai kompensasi bbm.

"Penyaluran kartu-kartu itu harus tepat sasaran, jangan sampai salah sasaran  Misalnya, orang kaya justru mendapatkan bantuan, namun orang miskin dan tidak mampu justru tidak mendapatkan bantuan apa pun," ungkapnya.

Mudah-mudahan, pemerintah segera menyalurkan bantuan empat kartu itu di Kota Bekasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement