Rabu 19 Nov 2014 18:49 WIB

Komdis: Putusan Kasus Sepak Bola Gajah Bakal Ada Kejutan

Rep: C61/ Red: M Akbar
Hinca Panjaitan
Foto: antara
Hinca Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI) berencana mengumumkan hasil investigasi praktek sepak bola gajah antara PSS Sleman dan PSIS, Kamis (20/11). Ketua Komisi Disiplin (Komdis), Hinca Panjaitan, berjanji dalam keputusan tersebut akan mengungkap secara menyeluruh para pelaku dan aktor intelektualnya.

“Sekarang hasil dari investigasi belum dirapihkan. Hari Kamis (20/11) nanti baru akan kami umumkan dan bacakan semua keputusan. Saya pastikan kasus yang akan diungkap akan memberikan kejutan," jelas Ketua Komdis, Hinca Panjaitan.

Hinca menjelaskan pihaknya telah memiliki sejumlah keputusan. Ia juga menyatakan keputusan tersebut merupakan hasil dari investigasi berbagai pihak yang terlibat sepak bola gajah.

Sebelumnya, Hinca mengaku telah menyelesaikan permintaan FIFA dan AFC mengenai kasus yang mencoreng persepak bolaan Indonesia di mata duniq. Disamping itu pihaknya juga sudah memberikan putusan pada Kesekjenan PSSI yang akan menyampaikan putusan tersebut. Tak hanya itu, Hinca juga meyakinkan jika PSSI telah mengirim putusan tersebut berikut keterangannya pada FIFA dan AFC.

Selanjutnya, Komdis bakal bertemu dengan perwakilan FIFA dan AFC, untuk membahas kasus ini lanjut. Pertemuan tersebut rencanya diselenggarakan pekan depan,  di Singapura. "Saya akan menghadiri acara ini, semoga kasus ini cepat terselesaikan," harap Hinca.

Sejauh ini Komdis baru mendiskualifikasi PSS Sleman dan PSIS Semarang dari kompetisi Divisi Utama terkait sepak bola gajah yang diwarnai insiden lima gol bunuh diri. Padahal pasca keputusan tersebut Komdis berjanji akan menyelesaikan kasus tersebut, dalam jangka waktu dua pekan. Namun, kenyataannya hingga saat ini belum ada penyelesaian, dan baru diumumkan, Kamis (20/11).

Keputusan sanksi yang diberikan Komdis terhadap PSS dan PSIS adalah bersifat final. Dengan demikian PSSI tidak menerima banding dari kedua kesebelasan tersebut. "Ini adalah kejahatan extra ordinary dalam sepak bola, tak ada banding bagi mereka," tegas Hinca.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement