Kamis 20 Nov 2014 16:41 WIB

Israel Setujui Konstruksi 78 Rumah Baru di Tepi Barat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat
Foto: AP
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -– Israel sengaja membuat krisis semakin alot dengan menyetujui konstruksi 78 rumah baru di dua permukiman yang dianeksasi di Tepi Barat, Rabu (19/11). Hal ini menambah panas kemarahan warga Palestina. Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas Nabil Abu Rdainah mengatakan keputusan Israel akan menyebabkan ketegangan lebih lanjut.

‘’Keputusan ini merupakan kelanjutan kebijakan Israel untuk menimbulkan lebih banyak ketegangan. Ini akan mendorong ekskalasi dan membuang-buang kesempatan untuk menciptakan suasana tenang,’’ kata Rdainah. Dua hari lalu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman mengatakan Israel tidak akan pernah setuju untuk membatasi pembangunan permukiman di kota.

Komite perencanaan kota Yerusalem menyetujui 50 unit rumah baru di Har Homa dan 28 unit di Ramot. Proyek di Har Homa berlokasi di wilayah pribadi orang Palestina antara Bethlehem dan Yerusalem. Sementara proyek di Ramot terletak di tanah pribadi orang Palestina antara Yerusalem dan Ramallah.

Israel menggambarkannya sebagai dua permukiman urban di wilayah tetangga Yerusalem. Proyek disetujui setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mensahkan rencana konstruksi 1.060 unit baru permukiman ilegal Yerusalem pada awal November. Sebelumnya, warga Palestina marah karena rencana Israel membuat 4.000 unit rumah di Tepi Barat.

Palestina ingin mendirikan negara di Yerusalem Timur, terutama Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diokupasi Israel pada perang timur tengah 1967. Permukiman Israel telah menuai kritik dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. Banyak negara menganggapnya ilegal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement