REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ngayogjazz 2014 akan digelar Jumat (21/11) di desa wisata Brayut, Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta. event ini yang akan dimulai sejak pagi hingga malam itu mencoba menghadirkan musik jazz dengan cara yang berbeda.
Aji Wartono, panitia Ngayogjazz mengatakan, event ini ingin berusah mengubah pandangan tentang musik jenis jazz. Selama ini musik jazz dikenal dengan musik kelas atas yang bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Sehingga, penikmat musik jazz pun hanya terbatas kepada orang kelas atas.
“Disini ingin menghadirkan jazz yang bisa dinikmati semua kalangan,” ujar Ari, Kamis (20/11) saat jumpa pers di momentocafe, Pandean Sari, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta. Menurut Aji, Ngayogjazz akan mengubah musik jazz bisa lebih diterima dan murah. Karenanya, event tersebut diselenggarakan di desa yang dekat dengan masyarakat dengan kelas menengah ke bawah.
Dengan tema yang diangkat tahun ini yaitu “Tuk Tak Tung Jazz”, jelas Aji, ingin mengajak masyarakat bergembira menjelang pergantian tahun. “Tuk Tak Tung Jazz” merupakan bunyi dari berbagai alat musik tradisional seperti kendang. Itu sebabnya, tema tersebut diambil dalam even tahun ini. Sehingga melalui Ngayogjazz, tutur Aji, proses generasi musisi jazz Indonesia bisa tumbuh berkembang.
Generasi muda musisi jazz perlu diberikan jalan untuk mengembangkan diri. Agar ekspresi para generasi mudah musisi jazz yang dikeluarkan melalui musik jazz bisa menjadikan musik jazz di Indonesia lebih maju.
Lebih lanjut, Aji menjelaskan, pada Ngayogjazz tahun ini terdapat panggung permainan musik jazz, pasar jazz, dan festival foto. Lebih dari 20 penampilan musisi dan kesenian akan memeriahkan pesta jazz tahunan tersebut. Beberapa musisi dan kesenian yang akan tampil yaitu, Dewa Budjana, Mezcal Jazz Unit dari Prancis, orkes keroncong tresnawara dan Van Java.
Sementara itu, Budi Utomo dari desa wisata Brayut menambahkan, tahun ini merupakan kesempatan untuk mengembalikan kejayaan desa wisata Brayut. Even yang gratis untuk semua orang diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Pengalaman Ngayogjazz sebelumnya di desa Brayut, kata Budi, memiliki manfaat ekonomi kepada masyarakat. Warga setempat, lanjut Budi, mendapatkan pemasukan dari dagangan yang dijual saat even tersebut. “Hampir semua dagangan habis, gak tau berapa nilainya,” katanya, Kamis (20/11) di momentocafe.
Beberapa fasilitas, kata Budi, seperti parkir semakin diperluas. Hal tersebut untuk memberikan kenyaman kepada pengunjung yang berdasarkan pengalaman dua tahun lalu pengunjung sekitar 15 ribu orang.