REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi resmi naik, penjualan pertamax PT Pertamina (Persero) meroket. Rata-rata kenaikan konsumsi BBM nonsubsidi itu naik 20 persen dibandingkan sebelum adanya perubahan tarif BBM bersubsidi.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan, konsumsi pertamax paska kenaikan tarif BBM bersubsidi baru bisa diketahui pekan depan.
''Kalau sekarang diungkap terlalu cepat, setelah seminggu baru bisa,'' kata dia, Jumat (21/11) sore.
Ali tak menampik, konsumsi rata-rata pertamax naik di sejumlah daerah, khususnya kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, dan Semarang.
Sedangkan, untuk konsumsi premium, belum bisa dirata-rata. Sebab, menurut dia, ada peningkatan konsumsi dalam jumlah besar sehari sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun, setelah tarif premium resmi naik terjadi penurunan konsumsi.
Diketahui, harga BBM bersubsidi resmi naik pada Selasa (18/11). Tarif premium menjadi Rp 8.500 dari Rp 6.500 dan solar Rp 7.500 dari Rp 5.500.