Sabtu 22 Nov 2014 15:10 WIB

BBM Naik, PKS Berencana Gunakan Hak Interpelasi

Rep: C81/ Red: Indira Rezkisari
 Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11).   (Republika/ Yasin Habibi)
Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politisi PKS Sohibul Iman mengatakan, partainya kemungkinan besar akan menggunakan hak interpelasi terkait kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh presiden Jokowi.

"Sejauh ini kemarin yang disampaikan ketua fraksi, kemungkinan itu ada terkait BBM, tapi kita tidak mengatakan pasti interpelasi. Kita akan mengkritisi dan terbuka kemungkinan PKS juga melakukan interpelasi," terang Sohibul usai diskusi di Jakarta, Sabtu (22/11).

"Tapi ini masih akan dikoordinasikan dengan partai koalisi lainnya, karena saya bukan yang bertanggung jawab atas komunikasi ini, jadi saya belum tahu sejauh mana rencana ini," katanya.

Iman juga mengatakan bahwa partainya mempertanyakan alasan kenaikan BBM di saat harga miny‎ak dunia sedang turun. DPR juga akan mempertanyakan dana yang digunakan Jokowi untuk kartu sakti yang dikeluarkannya.

"Yang terpenting kan persoalan uang yang digunakan untuk membiayai kartunya Jokowi tersebut. Tidak bisa pemerintah, pokoknya ada duit lebih, saya pakai program ini, tidak boleh. Dia harus ada mata anggarannya, ini harus dibahas‎," jelas dia.

DPR juga, lanjut Iman, akan memanggil menteri-menteri Jokowi terkait program pemerintah yang sudah dijalankan selama 1 bulan ini. Ia melihat ada indikasi program yang dijalankan bertabrakan dengan aturan dan akan ditanyakan saat rapat.

"Banyak ya yang akan ditanyakan, program pemerintah seperti persoalan kartu-kartu itu. Pertama kartu-kartu ini substansinya apa, bagaimana dengan program yang sudah ada ini, apakah duplikasi atau tidak itu akan kita pertanyakan," katanya menuturkan.

Karena, lanjut Iman, semakin banyak pemerintah tidak koordinasi dengan DPR, DPR akan lebih banyak bertanya tentang semua itu. "Jadi harus didiakusikan dulu sebenarnya," kat Iman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement