Senin 24 Nov 2014 22:18 WIB

Stok Menipis, Harga Beras Mulai Naik di Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Purwakarta, Jawa Barat sudah mulai mengalami kenaikan, meski tak terlalu signifikan. Harga naik  karena stok beras di sejumlah pedagang sudah menipis.

Ahmad (45 tahun), pemilik PD Rama Baru Pasar Leuwi Panjang, Purwakarta, Jabar, mengatakan, harga beras yang naik itu dalam satuan kilogram. Tapi, naiknya masih kecil. Yakni, hanya Rp 500 per kilogramnya. Sedangkan, beras dengan satuan liter harganya masih normal.

"Kenaikan ini, bukan karena dampak kenaikan BBM. Melainkan, karena stoknya yang mulai menipis," ujar Ahmad, kepada Republika, Senin (24/11).

Ahmad mengaku, biasanya dia mendapat kiriman beras dari Jateng, Indramayu, Subang dan Karawang. Namun, saat ini kiriman dari daerah-daerah sentra padi mulai berkurang. Apalagi, dari Jateng sudah tak ada kiriman sama sekali.

Karena kondisi itu, lanjutnya, stok beras di kiosnya semakin menipis. Paling juga untuk memenuhi kebutuhan tiga hari ke depan. Kalau tiga hari mendatang tak ada kiriman, maka kios berasnya akan tutup. "Saat ini, yang masih kirim beras dari Cilamaya, Karawang. Itupun sangat sedikit," ujarnya.

Biasanya, dalam dua hari dia disuplai beras antara lima sampai sepuluh ton. Saat ini, berkurang drastis suplainya. Untuk mendapatkan lima ton beras dibutuhkan waktu sampai sepekan, baru barangnya ada.

Terkait dengan harga, yang naik semua beras dari berbagai kualitas. Untuk beras termurah, biasanya di jual Rp 5.500 per kilogram, saat ini menjadi Rp 6.000. Sedangkan beras termahal (kualitas super),  tadinya Rp 8.500 per kilogram naik jadi Rp 9.000 per kilogram.  "Beras dengan satuan liter, harganya masih normal," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Bulog Sub Divre Subang Dedi Supriadi, mengatakan, pihaknya akan melakukan pembahasan dengan Pemkab Subang maupun Purwakarta terkait dengan operasi pasar (OP). OP ini, akan dilakukan bila beras mengalami kenaikan harga yang sangat luar biasa. Apalagi, ada dua pemicu yang berpotensi terjadinya kenaikan harga beras.

"Pemicunya, yakni kenaikan BBM dan masih langkanya daerah yang panen," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement